Bappenas Akui Data Penerima Bantuan Pemerintah Kerap Tumpang Tindih

Selasa, 2 Maret 2021 12:32 WIB

Warga tengah beraktivitas di pinggiran aliran Sungai Ciliwung di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis, 12 November 2020. Berdasarkan kajian Bappenas, tingkat kemiskinan di Indonesia pada akhir 2020 diperkirakan 9,7-10,2 persen atau 26,2 juta-27,5 juta orang dari total jumlah penduduk di Indonesia. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas mengakui data penerima bantuan pemerintah saat ini masih saja tumpang tindih. Menurut mereka, ini adalah satu dari empat masalah yang sekarang ada dalam upaya integrasi data dana bantuan tersebut.

"Tumpang tindih ini mengakibatkan minimnya akurasi dalam menentukan sasaran penerima bantuan," kata Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Bappenas Taufik Hanafi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 2 Maret 2021.

Persoalan data ini sebelumnya juga menjadi masalah saat pemerintah menyalurkan bantuan sosial Covid-19. Direktur Smeru Riset Institute, Widjajanti Isdijoso, pernah akurasi data dari 2015 hingga 2019 terus menurun.

Masalah data ini terjadi saat penyaluran bantuan terus dilakukan. Tahun 2021 misalnya, bantuan untuk perlindungan sosial mencapai Rp 157,41 triliun.

Rinciannya yaitu:
1. Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 28,71 triliun
2. Kartu Sembako Rp 45,12 triliun
3. Bantuan Sosial Tunai Rp 12 triliun
4. Kartu Prakerja Rp 20 triliun
5. BLT Dana Desa Rp 14,4 triliun
6. Bantuan lainnya Rp 37,18 triliun

Advertising
Advertising

<!--more-->

Taufik menambahkan, masalah kedua yaitu data kurang mutakhir dan lengkap karena absennya standardisasi data. Ketiga, mekanisme verifikasi dan validasi data yang belum terkelola dengan baik sehingga menghasilkan data yang terduplikasi.

Terakhir, kurangnya sumber daya manusia yang kompeten untuk komputasi dan analisa data. "Sehingga masih ditemukan data yang tidak padan,” kata Taufik yang juga Koordinator Forum Satu Data Indonesia Tingkat Pusat ini.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan angka kemiskinan turun hingga ke level 9,2 persen akhir 2021. Selain memberikan bantuan sosial Covid-19, pemerintah akan mengandalkan program pemulihan ekonomi nasional untuk pelaku UMKM.

Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Bappenas Maliki menyebutkan langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memulihkan kemampuan ekonomi masyarakat miskin rentan. Bantuan sosial hingga 6 bulan ke depan, menurut dia, akan efektif membantu meringankan beban pengeluaran masyarakat miskin.

Selain itu juga ada program pemulihan untuk pelaku UMKM sehingga diharapkan ekonomi tak hanya pulih tetapi juga loncat membaik dan target rencana pembangunan menengah nasional (RPJMN) yang dipatok Bappenas dapat dikejar.

FAJAR PEBRIANTO | BISNIS

Baca: Realisasi Bantuan Sosial Tunai Tahap I Capai 95 Persen

Berita terkait

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

2 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

2 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

3 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

5 hari lalu

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

Usaha kue kering Retas Snacks and Cookies semakin berkembang pesat setelah mendapat bantuan KUR dari BRI.

Baca Selengkapnya

MK Nilai Keterlibatan Menteri di Program Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran

7 hari lalu

MK Nilai Keterlibatan Menteri di Program Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran

Pembahasan program bansos sebagai bagian dari program perlindungan sosial dinilai telah mendapatkan persetujuan DPR sebagai wakil rakyat.

Baca Selengkapnya

MK Minta Penyaluran Bansos Tak Lagi Dilakukan Jelang Pemilu

7 hari lalu

MK Minta Penyaluran Bansos Tak Lagi Dilakukan Jelang Pemilu

MK tidak menemukan bukti penyaluran bansos oleh Jokowi dan sejumlah menteri ditujukan untuk menguntungkan pasangan calon tertentu.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

7 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

8 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

9 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya