Budi Karya Targetkan Pembangunan Pelabuhan Baru Dimulai Tahun Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 22 Februari 2021 12:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Pelabuhan Palembang Baru tepatnya di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin, Palembang, Sumatra Selatan ditargetkan mulai pada 2021. Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau langsung lokasi pembangunan tersebut.
Menurut Budi Karya, titik lokasi dibangunnya Pelabuhan Palembang Baru sudah dinyatakan layak karena telah memenuhi tiga kriteria yaitu, memiliki kedalaman air yang cukup (12—18 meter) sehingga bisa disinggahi kapal-kapal berukuran besar, lokasi daerahnya terjangkau, dan adanya ketersedian tanah/lahan.
"Artinya [lokasi ini] sudah siap untuk dilakukan pembangunan pelabuhan," ujar Budi melalui siaran pers yang dikutip, Senin 22 Februari 2021.
Budi menyebut pembangunan pelabuhan baru ini sudah direncanakan sejak lama. Terlebih, Presiden Joko Widodo meminta pembangunan pelabuhan di Tanjung Carat ini harus segera dilaksanakan dan sudah dilakukan pemancangan tiang perdana pada tahun ini serta ditargetkan selesai pada 2023.
Oleh karena itu, Kemenhub akan membahas lebih lanjut perihal skema pembiayaan pembangunan pelabuhan tersebut bersama pihak terkait seperti Kemenko Marves, Kemenko Perekonomian, dan Bappenas.
<!--more-->
“Ada dua alternatif investasinya yaitu, pertama adalah solicited yakni pemerintah yang akan membiayai dan kedua adalah unsolicited yakni swasta yang akan membiayai. Kami akan pastikan dengan membahas ini bersama Kemenko dan Bappenas,” tutur dia.
Sementara itu, Gubernur Sumatra Selatan Herman Daru menilai pembanguan pelabuhan baru di Palembang ini sangat penting untuk menunjang kegiatan perdagangan di daerahnya yang memiliki komoditi unggulan seperti batu bara, curah cair, karet, dan pupuk, dan sebagainya.
Hal tersebut akan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi Sumsel dan sekitarnya. Pelabuhan Palembang Baru yang akan dibangun di Tanjung Carat juga akan menjadi pusat distribusi barang/logistik menggantikan Pelabuhan Boom Baru yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi.
Pelabuhan Boom Baru diganti karena lokasinya berada di tengah kota dan sudah mengalami pendangkalan (sedimentasi) sehingga tidak bisa disinggahi kapal-kapal berukuran besar. Nantinya Pelabuhan Boom Baru akan difungsikan sebagai pelabuhan penumpang.
BACA: Budi Karya Setuju 7 Pelabuhan Super Hub, Tapi ...