Presiden Direktur PT Summarecon Agung, Adrianto P Adhi melmberi sambutan saat peresmian proyek pembangunan exit Tol Padaleunyi di Km 149 Gede Bage di kawasan terpadu Summarecon, Bandung, Jawa Barat, 5 April 2018. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) menilai dukungan dari perbankan menjadi krusial dalam menyukseskan upaya pemerintah menggairahkan industri properti termasuk memberikan insentif uang muka atau DP nol persen.
Direktur Utama Summarecon Agung Adrianto Adhi mengatakan sangat mendukung dan mengapresiasi upaya pemerintah memberikan stimulus di sektor properti.
Dengan tren kenaikan pembeli properti dari end user sejak beberapa tahun terakhir, kebijakan uang muka atau DP nol persen untuk properti akan menggenjot permintaan di masa pandemi maupun masa pemulihan ekonomi.
"Kami sangat mengharapkan dan kami yakin perbankan akan mendukung karena kalau tidak ada dukungan dari perbankan, ya aturan ini bisa tidak jalan,” kata Adrianto kepada Bisnis, Sabtu, 20 Februari 2021.
Bank Indonesia telah menetapkan loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) sebesar 100 persen untuk kredit properti pada pertengahan pekan lalu. Konsumen tidak perlu membayar uang muka mulai atau DP nol persen 1 Maret 2021 karena bakal ditanggung oleh perbankan.
Selain itu, Bank Indonesia menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,50 persen atau level terendah sepanjang sejarah. <!--more--> Insentif itu, lanjut Adrianto, memiliki konsekuensi khususnya di perbankan. Pasalnya, ketika DP menjadi nol persen, maka cicilan atau instalment kredit oleh konsumen ke perbankan menjadi lebih tinggi.
Pada saat bersamaan tentunya perbankan memiliki skala manajemen risiko masing-masing. Apalagi, kondisi ekonomi belum kondusif bukan tidak mungkin perbankan masih selektif dalam memberikan pinjaman.
Bos emiten berkode saham SMRA itu mencontohkan ketika sebelumnya BI memberikan LTV sebesar 5 persen — 10 persen tetapi ada beberapa perbankan yang tidak bersedia menyalurkan kredit karena alasan risiko.
“Intinya pemerintah memberi kemudahan ke konsumen dan pemerintah juga mendorong industri properti untuk bangkit lagi, itu kami berterima kasih. Tetapi, memang faktornya dukungan perbankan ini menjadi sangat penting,” tutur Direktur Utama Summarecon Agung tersebut.