OJK: Pertumbuhan Kredit Hanya 4 Persen Jika Penanganan Covid-19 Lamban

Kamis, 18 Februari 2021 12:14 WIB

Logo OJK. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta – Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Heru Kristiyana, mengatakan penanganan Covid-19, termasuk vaksinasi, akan mempengaruhi pertumbuhan kredit pada 2021. Ia menyebut jika penanganan ini berjalan lamban, pertumbuhan kredit hanya akan bercokol di level 4-4,5 persen.

“Kalau semua berjalan sangat lambat dan kita tidak bisa memitigasi dampak dari Covid maupun demand belum baik, sektor riil belum terlalu recover, kami perkirakan pertumbuhan kredit masih bisa tumbuh di kisaran 4-4,5 persen,” ujar Heru dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Jumat, 18 Februari 2021.

Heru menjelaskan OJK telah membuat tiga skenario untuk pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini. Proyeksi pertumbuhan kredit di bawah 5 persen tersebut tergolong dalam skenario konservatif. Skenario konservatif mungkin terjadi bila pandemi Covid-19 masih terus berlanjut dan belum menunjukkan gejala penurunan penyebaran virus.

Pada skenario moderat, OJK memperkirakan kredit dapat tumbuh pada kisaran 7 persen. Skenario ini mempertimbangkan efektivitas vaksinasi yang telah berlangsung sejak akhir Januari dan akan terus digeber sampai pengujung tahun. Skenario moderat juga didorong optimisme terhadap kegiatan ekonomi yang akan berjalan normal di triwulan keempat mendatang.

Sementara itu pada skenario paling optimistis, OJK menghitung pertumbuhan kredit akan melesat di kisaran 9-9,8 persen. Skenario ini akan terjadi jika pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat pada triwulan I 2021 serta berbagai kebijakan pelonggaran likuiditas tidak berubah.

Optimisme ini juga diperkuat oleh proyeksi berbagai lembaga internasional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada 2021 akan bangkit di kisaran 4-6,1 persen. “Kita semua berdoa, harapan itu tercapai dalam waktu-waktu ke depan,” ujar Heru.
<!--more-->
Heru mengakui pandemi Covid-19 telah membuat pertumbuhan kredit melemah. Hingga akhir tahun lalu, pertumbuhan kredit menurun 2,41 persen secara year on year. Pelemahan terjadi karena melambatnya demand atau permintaan. Di saat yang sama, perbankan makin selektif dalam menyalurkan kredit di tengah naiknya persepsi risiko pinjaman.

Padahal, tutur dia, dalam tujuh tahun terakhir, pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan terus mengalami pertumbuhan meski dihadapkan berbagai tantangan global. Tantangan berat ini salah satunya ialah perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang berlangsung selama beberapa tahun belakangan.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca juga: Terkait Insentif PPnBM, OJK Siapkan Revisi Aturan Soal Kredit Kendaraan Bermotor

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

19 menit lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

6 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

12 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

1 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

1 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya