Strategi Sido Muncul Raup Pendapatan Tembus Rp 3,6 Triliun

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 9 Februari 2021 07:54 WIB

Produk-produk Sido Muncul. sidomuncul.com

TEMPO.CO, Jakarta - Emiten konsumer PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih dari 10 persen pada 2021. Sejumlah strategi menaikkan kinerja pun disiapkan.

Direktur Sido Muncul Leonard mengungkapkan perseroan meyakini bisnis pada 2021 masih akan terus bertumbuh dan berkembang pada tahun-tahun selanjutnya seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi produk-produk kesehatan herbal yang alami.

Pada 2021, emiten bersandi efek SIDO ini menargetkan pertumbuhan paling sedikit 10 persen baik pada penjualan dan laba bersih. Target itu ditopang dari berbagai inisiatif dan strategi yang telah direncanakan dan akan dieksekusi dengan cepat.

Berdasarkan laporan keuangan tahun penuh 2020, kinerja keuangan perseroan pada 2020 tercatat penjualan bersih tumbuh 9 persen menjadi Rp 3,3 triliun.

Adapun, kenaikan laba bersih cukup signifikan sebesar 16 persen menjadi Rp 934 miliar. Marjin laba bersih pun meningkat menjadi 28 persen dari tahun 2019 sebesar 26 persen.

Artinya, target pendapatan 2021 lebih dari Rp 3,66 triliun dengan laba bersih Rp 1,02 triliun.
<!--more-->
"Kami masih melihat potensi pasar domestik yang masih besar terutama di Indonesia Timur. Kami akan meningkatkan penetrasi distribusi kami di area timur sehingga produk-produk Sido Muncul dapat diakses lebih mudah lagi untuk konsumen di sana," katanya kepada Bisnis, Senin, 8 Februari 2021.

Leonard menerangkan terdapat 4 pilar strategi yang akan difokuskan perseroan sepanjang 2021. Pertama, mengoptimalkan penetrasi distribusi pasar domestik dan produk diversifikasi.

Kedua, fokus pada pemulihan pasar ekspor dan ekspansi ke bisnis ekspor baru. Ketiga, memperkuat kehadiran SIDO di dunia digital melalui media sosial dan marketplace.

"
Keempat, kami akan mempertahankan marjin dan juga meningkatkan bisnis proses perusahaan. Selain itu, kami juga fokus akan diversifikasi produk dimana kategori minuman kesehatan kami pada 2020 mengalami peningkatan yang signifikan," katanya.

SIDO memproyeksikan kategori produk minuman kesehatan permintaannya masih akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga imunitas tubuh menggunakan jamu herbal.

Seiring dengan membaiknya penanganan Covid-19, SIDO meyakini pasar ekspor akan turut serta mengalami pemulihan. Hal ini juga sudah terlihat sejak kuartal IV 2020, di mana negara-negara tujuan ekspor mulai menunjukkan pemulihan.

"Kami juga ada rencana untuk memasuki pasar baru untuk ekspor, yang masih belum bisa kami sebutkan sementara ini," katanya.

Di tengah maraknya pembatasan sosial dan meningkatnya pengguna internet, SIDO akan memanfaatkan peluang tersebut meningkatkan kehadiran Sido Muncul di dunia digital.

Perseroan tengah meningkatkan eksistensi di media sosial meningkatkan brand awareness dan juga memperkenalkan produk-produk baru kepada generasi muda dan warganet.

"Selain itu, kami juga melihat penjualan via online merupakan potensi yang penting untuk digarap sedini mungking, agar kami tidak tertinggal di masa depan," kata Direktur Sido Muncul tersebut.

BISNIS

Baca juga: Laba Bersih Sido Muncul Tahun 2020 Naik 16 persen

Berita terkait

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

2 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

3 hari lalu

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

BTN Syariah membukukan laba bersih kuartal I 2024 mencapai Rp 164,1 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

3 hari lalu

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

Dana pihak ketiga Bank Jago tumbuh 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

4 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

5 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

7 hari lalu

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

7 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

7 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya