Pertumbuhan Ekonomi RI Negatif, Airlangga: Sinyal Positif Sudah Terlihat
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 5 Februari 2021 16:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sinyal positif pertumbuhan ekonomi mulai terlihat meski Indonesia terkontraksi sepanjang 2020 sebesar -2,07 persen. Pemulihan tersebut tampak dari pergerakan ekonomi di kuartal IV yang lebih baik dari dua kuartal sebelumnya.
“Tentu angka Q to Q-nya sudah ada sedikit peningkatan dari -5,32 persen di kurtal II ke -3,49 persen di kuartal III dan sekarang di -2,19 persen di kuartal IV,” ujar Airlangga dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat, 5 Februari 2021.
Airlangga mengklaim pemulihan ekonomi akibat krisis pandemi Covid-19 tak terlepas dari intervensi pemerintah yang melakukan pelbagai upaya untuk mendorong daya ungkit. Dari sumber pertumbuhan PDB menurut pengeluarannya per kuartal IV 2020, pemerintah mendorong realisasi belanja negara hingga 1,76 persen.
Meski pertumbuhan realisasi belanja negara pada kuartal IV lebih kecil ketimbang kuartal III yang mencapai 9,76 persen, komponen ini merupakan satu-satunya pengeluaran yang menunjukkan angka positif ketimbang yang lain, seperti konsumsi rumah tangga. Menyitir data Badan Pusat Statistik, konsumsi rumah tangga pada kuartal akhir 2020 mengalami kontraksi -3,16 persen.
Di saat yang sama, Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB juga terkontraksi 2,11 persen dan ekspor terkontraksi -7,21 persen. Komponen pengeluaran lain pun melemah dengan pertumbuhan negatif.
<!--more-->
Airlangga mengatakan pemulihan juga terlihat dari kinerja sejumlah sektor usaha dalam negeri yang telah tumbuh ke arah positif. Sektor pengolahan, misalnya, bergerak ke arah lebih baik dari kuartal III meski angkanya masih minus 3,14 persen.
Sektor yang paling terdampak seperti transportasi dan pergudangan pun membaik dari -16,71 persen di kuartal III menjadi -13,42 persen di kuartal IV. Sedangkan sektor jasa keuangan dan asuransi yang pada kuartal III terkontraksi -0,95 persen, kini tumbuh ke level positif sebesar 2,37 persen.
“Di sisi lain sektor yang juga tumbuh adalah industri logam dasar, terutama dengan adanya kebijakan hilirisasi termasuk peningkatan feronikel,” tutur Airlangga. Kemudian, Airlangga menyebut sentimen pasar modal dan pergerakan rupiah sudah menguat seperti sebelum masa pandemi Covid-19 pada awal Januari lalu.
Airlangga meyakini momentum pemulihan akan berlanjut pada 2021. Sehingga, kata dia, pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksikan bergerak ke level positif 4,5-5,5 persen.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Diumumkan Terburuk Sejak 1998, IHSG Fluktuatif