Menkes: Indonesia Beruntung Bisa Dapatkan Vaksin Sejak Dini

Rabu, 3 Februari 2021 11:58 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melihat langsung kedatangan 1,8 juta dosis Vaksin Covid-19, Sinovac di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng (31/12) Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang beruntung dalam hal vaksinasi untuk Covid-19. Sebab, Indonesia telah menjalin komitmen dengan beberapa negara untuk pengadaan vaksin.

“Indonesia sangat beruntung bisa mendapatkan vaksin sejak dini,” ujar Budi Gunadi dalam acara Mandiri Investment Forum yang ditayangkan secara virtual, Rabu, 3 Februari 2021.

Budi menjelaskan Indonesia telah memperoleh vaksin dari perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac Biotech Ltd, berbentuk vaksin jadi dan bulk atau bahan baku. Bahan baku vaksin diolah oleh PT Bio Farma (Persero) di Bandung.

Kedatangan vaksin Sinovac pun berlangsung sejak Desember 2020 dan hingga kini telah dikirim sebanyak empat kali. Terakhir, vaksin berbentuk bulk sebanyak 10 juta dosis masuk ke Tanah Air pada Selasa, 2 Februari. Dengan demikian, Indonesia telah memiliki 3 juta dosis vaksin Sinovac berbentuk jadi dan 25 juta dosis vaksin berbentuk bulk.

Selain dengan Sinovac, Indonesia memperoleh komitmen pengadaan vaksin dari AstraZeneca. Pengiriman vaksin AstraZeneca dilakukan melalui skema kerja sama multilateral GAVI Covax Facility.

Advertising
Advertising

Kemudian, Indonesia telah bekerja sama dengan Novavax, perusahaan vaksin asal Amerika Serikat. “Jadi kita akan memperoleh suplai yang sangat besar,” kata Budi.

Budi Gunadi mengatakan Indonesia menargetkan vaksinasi terhadap 180 juta orang dengan dosis sebanyak 460 juta. Vaksin, kata dia, penting untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

Pemerintah pun akan melakukan proses vaksinasi secara bertahap sampai 2022. Pada tahap pertama, vaksin Covid-19 akan diberikan kepada tenaga medis dengan rentang waktu Januari hingga April 2021. Stok vaksin pun akan terus dikirimkan dari pusat ke daerah hingga mencakup 34 provinsi.

<!--more-->

Meski demikian, secara simultan pemerintah terus melakukan strategi surveilans. “Pertama, pemerintah telah mengubah pedoman revisi mengenai strategi testing melakukan tes pada seluruh suspek dan kontak erat menggunakan PCR atau minimal rapid antigen,” tutur Budi.

Penggunaan metode rapid Antigen ini sejalan dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Kedua, Indonesia meningkatkan akses, kapasitas, dan efisiensi lab PCR di 514 kabupaten dan kota. Ketiga, pemerintah melengkapi seluruh Puskesmas dengan rapid Antigen dan suplai alat pengetesan yang dibutuhkan.

Selanjutnya keempat, pemerintah menginisiasi jejaring surveilans genomik bersama 12 pusat penelitian di Indonesia. Kelima, kata Budi, pelacakan dan karantina terus dilakukan pada seluruh masyarakat yang mengalami kontak erat dengan pasien positif Covid-19 dalam waktu 72 jam terakhir.

Keenam, pemerintah meningkatkan jumlah petugas pelacakan hingga 80.500 orang dengan rasio 30:100 ribu penduduk. Pemerintah, tutur Budi Gunadi, juga telah memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan tracing.

Sementara itu, Juru bicara vaksinasi dari PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto menyatakan kedatangan 11 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac pada hari ini adalah bagian dari rencana 140 juta dosis yang akan didatangkan untuk 2021.

"Untuk yang kedatangan pada hari ini akan diproses 13 Februari dan diharapkan selesai 20 Maret 2021," ujarnya dalam siaran langsung, Selasa, 2 Februari 2021.

Pemerintah, kata Bambang, sebelumnya telah menerima bahan baku vaksin Covid-19 sebanyak 15 juta dosis di pertengahan Januari 2021 dan sudah mulai diproduksi oleh Bio Farma. "Diperkirakan akan selesai produksi 15 juta dosis pada 11 Februari 2021."

Nantinya, bahan baku yang diolah menjadi produk jadi akan terlebih dahulu melalui serangkaian uji mutu yang dilakukan laboratorium Bio Farma dan BPOM. Uji mutu dilakukan untuk memastikan vaksin yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan mutu yang ditetapkan.

FRANCISCA CHRISTY | CAESAR AKBAR

Baca: 11 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Corona Datang, Kapan Bio Farma Mulai Produksi?

Berita terkait

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

21 jam lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

2 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Sekjen PDIP Sebut Sri Mulyani hingga Basuki Hadimuljono Sahabat Megawati

16 hari lalu

Sekjen PDIP Sebut Sri Mulyani hingga Basuki Hadimuljono Sahabat Megawati

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut empat menteri di kabinet Jokowi yang datang ke rumah Megawati Soekarnoputri sebagai sahabat.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

21 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

25 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

33 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

41 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilema Jaga Harga Beras: Rendah Dimarahi Petani, Tinggi Dimarahi Ibu-ibu

42 hari lalu

Jokowi Dilema Jaga Harga Beras: Rendah Dimarahi Petani, Tinggi Dimarahi Ibu-ibu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku dilema dalam menjaga harga beras karena petani butuh harga tinggi sedangkan ibu-ibu minta harga rendah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Punya Kedekatan dengan Industri Rokok

49 hari lalu

Jokowi Disebut Punya Kedekatan dengan Industri Rokok

Jokowi sempat ogah membahas masalah rokok bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Disebut punya kedekatan dengan industri rokok.

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

51 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya