BUMN: Industri Baterai Kendaraan Listrik Bukan Alat Politik ke Pilpres 2024

Selasa, 2 Februari 2021 19:03 WIB

Pahala N Mansury. Facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Pahala Mansury mengatakan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tidak berkaitan dengan politik.

"Tadi saya mendengar bahwa ada kekhawatirkan ini terkait mengenai politik dan lain sebagainya. Aduh, betul-betul dari kami yang terlibat sehari-hari tidak ada kepikiran sama sekali ke situ," kata Pahala saat diskusi virtual Selasa, 2 Februari 2021.

Kemarin, Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Ramson Siagian dalam rapat bersama Tim Percepatan Proyek EV Battery Nasional, mengingatkan program itu jangan hanya sekadar menjadi retorika politik menuju 2024.

Pahala menegaskan bahwa pengembangan industri baterai terintegrasi dilakukan karena Indonesia memang mempunyai potensi luar biasa. Menurutnya, saat ini merupakan momentum di mana Indonesia bisa menguasai secara terintegrasi sebuah value chain dari hulu ke hilir untuk sebuah industri besar dan sangat strategis di dunia.

Dia menuturkan saat ini semua negara sedang membicarakan bahwa the future is battery. Dia meminta agar kesempatan yang baik itu tidak disia-siakan.

"Dan memang negara-negara lain selalu bagaimana caranya supaya Indonesia tidak kuat, bagaimana supaya Indonesia tidak bisa menjadi pemain yang betul-betul menguasai sebuah industri yang sangat strategis yang akan menjadi penentu di masa datang," ujarnya.
<!--more-->
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Arya Sinulingga mengatakan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tidak berkaitan dengan politik ataupun alat menuju Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Hal itu, karena sudah ada rencana pembentukan holding dan produksi baterai sejak jauh hari.

"Jadi malah tidak ada hubungan sama sekali, malah apa hubungannya. Karena tahun 2023 pun sudah akan produksi. Jadi ini real baterainya," kata Arya. "Jadi tidak ada hubungannya dengan politik, jauh banget."

Menurutnya, pengembangan baterai listrik tujuannya untuk transisi energi. Dunia, kata dia, juga sudah mengakui Indonesia. Hal itu dilihat dalam situs Tesla, di mana salah satu yang mereka harapkan untuk join partner adalah PT Antam. "Mana mungkin Tesla mau main-main begitu," ujarnya.

Adapun Pahala Mansury menargetkan holding Indonesia Battery Corporation (IBC) yang menangani industri baterai kendaraan listrik akan terbentuk pada semester I tahun ini. Holding IBC, kata dia, terdiri dari Mining Industry Indonesia (Mind ID), Aneka Tambang(Antam), Pertamina, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

HENDARTYO HANGGI

Baca juga: Wamen BUMN Targetkan Holding Indonesia Battery Corporation Dibentuk Paruh I 2021

Berita terkait

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

2 jam lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini stagnan dengan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

2 jam lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

PPP Akan Bahas Arah Politik Pasca Pilpres 2024 dalam Rapimnas

3 jam lalu

PPP Akan Bahas Arah Politik Pasca Pilpres 2024 dalam Rapimnas

Pilpres 2024 baru saja selesai, PPP belum menentukan arah politiknya karena masih fokus untuk sengketa pileg di MK.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

7 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

19 jam lalu

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

Partai Gelora meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung ke Prabowo-Gibran, Berikut Rekam Jejak Partai Gelora

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung ke Prabowo-Gibran, Berikut Rekam Jejak Partai Gelora

Partai Gelora menolak PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Berikut alasan dan profil partai yang didirikan oleh eks petinggi PKS itu.

Baca Selengkapnya

Pernah Ditolak, Crazy Rich Surabaya Budi Said Kembali Ajukan Praperadilan di Kasus Emas Antam

1 hari lalu

Pernah Ditolak, Crazy Rich Surabaya Budi Said Kembali Ajukan Praperadilan di Kasus Emas Antam

Crazy rich Surabaya, Budi Said, ditetapkan sebagai tersangka korupsi jual beli emas Antam oleh Kejaksaan Agung

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

1 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Kans Gabung di Kabinet Prabowo-Gibran: Anies Tak Mau Berandai-andai, Ganjar Sebut Lebih Baik di Luar

1 hari lalu

Kans Gabung di Kabinet Prabowo-Gibran: Anies Tak Mau Berandai-andai, Ganjar Sebut Lebih Baik di Luar

Anies tidak mau berandai-andai. Sedangkan Ganjar menyebutnya lebih baik di luar kabinet Prabowo-Gibran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Minta Parpol Pendukung Anies dan Ganjar Tak Gabung KIM, Pengamat: Hormati Suara Rakyat yang Tak Pilih Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Minta Parpol Pendukung Anies dan Ganjar Tak Gabung KIM, Pengamat: Hormati Suara Rakyat yang Tak Pilih Prabowo-Gibran

Ray Rangkuti menyinggung partai non-koalisi KIM yang hendak bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal itu dianggap tidak menghormati rakyat

Baca Selengkapnya