TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Pahala Mansury mengatakan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tidak berkaitan dengan politik.
"Tadi saya mendengar bahwa ada kekhawatirkan ini terkait mengenai politik dan lain sebagainya. Aduh, betul-betul dari kami yang terlibat sehari-hari tidak ada kepikiran sama sekali ke situ," kata Pahala saat diskusi virtual Selasa, 2 Februari 2021.
Kemarin, Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Ramson Siagian dalam rapat bersama Tim Percepatan Proyek EV Battery Nasional, mengingatkan program itu jangan hanya sekadar menjadi retorika politik menuju 2024.
Pahala menegaskan bahwa pengembangan industri baterai terintegrasi dilakukan karena Indonesia memang mempunyai potensi luar biasa. Menurutnya, saat ini merupakan momentum di mana Indonesia bisa menguasai secara terintegrasi sebuah value chain dari hulu ke hilir untuk sebuah industri besar dan sangat strategis di dunia.
Dia menuturkan saat ini semua negara sedang membicarakan bahwa the future is battery. Dia meminta agar kesempatan yang baik itu tidak disia-siakan.
"Dan memang negara-negara lain selalu bagaimana caranya supaya Indonesia tidak kuat, bagaimana supaya Indonesia tidak bisa menjadi pemain yang betul-betul menguasai sebuah industri yang sangat strategis yang akan menjadi penentu di masa datang," ujarnya. <!--more--> Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Arya Sinulingga mengatakan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tidak berkaitan dengan politik ataupun alat menuju Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Hal itu, karena sudah ada rencana pembentukan holding dan produksi baterai sejak jauh hari.
"Jadi malah tidak ada hubungan sama sekali, malah apa hubungannya. Karena tahun 2023 pun sudah akan produksi. Jadi ini real baterainya," kata Arya. "Jadi tidak ada hubungannya dengan politik, jauh banget."
Menurutnya, pengembangan baterai listrik tujuannya untuk transisi energi. Dunia, kata dia, juga sudah mengakui Indonesia. Hal itu dilihat dalam situs Tesla, di mana salah satu yang mereka harapkan untuk join partner adalah PT Antam. "Mana mungkin Tesla mau main-main begitu," ujarnya.
Adapun Pahala Mansury menargetkan holding Indonesia Battery Corporation (IBC) yang menangani industri baterai kendaraan listrik akan terbentuk pada semester I tahun ini. Holding IBC, kata dia, terdiri dari Mining Industry Indonesia (Mind ID), Aneka Tambang(Antam), Pertamina, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).