Terus Melemah, IHSG Ditutup Jeblok 2,12 Persen di Level 5.979,39
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 28 Januari 2021 15:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan sore hari ini, Kamis, 28 Januari 2021, kembali ditutup melemah. Dengan begitu, indeks telah mengalami koreksi dalam 6 sesi terakhir.
IHSG ditutup jeblok 2,12 persen hingga akhir sesi II pukul 15.00 WIB atau 129,78 poin ke level 5.979,39. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.957,55-6.123,46.
Terpantau 81 saham naik, 427 saham anjlok, 117 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp 16,1 triliun menjelang penutupan.
Sejumlah saham emiten properti terpantau jeblok, seperti PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) melemah 7 persen menuju Rp 186. Saham emiten properti lainnya, yakni PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) juga jatuh 6,99 persen menuju Rp 173.
Berikutnya saham perusahaan pelat merah seperti PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), dan PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) anjlok paling dalam, yakni 6,99 persen, masing-masing ke level Rp 865, Rp 1.730, dan Rp 266.
Saham BUMN lainnya di bidang tambang logam juga jeblok. Emiten-emiten tambang pelat merah itu meliputi PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang melemah 6,67 persen ke level Rp 2.380, sedangkan saham PT Timah Tbk. (TINS) turun 6,92 persen menuju Rp 1.815.
Saham-saham yang tertekan tersebut menyentuh batas auto reject bawah (ARB). Beberapa sesi terakhir, dimana IHSG turun 5 sesi beruntun, sejumlah fenomena ARB kerap terjadi.
<!--more-->
Bursa Efek Indonesia pun menjelaskan terdapat sejumlah parameter yang dijadikan acuan dalam pengawasan perdagangan efek. Kondisi harga saham menyentuh batas atas auto reject (ARA) dan batas bawah auto reject (ARB) merupakan salah satu indikator saja sebelum bursa memberi peringatan UMA (unusual market activity) maupun suspensi saham.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Kristian Manullang menyebutka tujuan pemantauan bursa adalah untuk melihat ada tidaknya ketidakwajaran dari transaksi yang terjadi di pasar.
“Tindakan pengawasan UMA tidak bergantung kepada ARB atau ARA. Setiap aktivitas transaksi dari semua saham dipantau secara otomatis melalui sistem SMART bursa,” kata Kristian.
Belakangan ini, pelaku pasar mengeluhkan saham-saham yang berkali-kali menyentuh batas bawah auto reject, tapi tidak mendapat peringatan UMA maupun suspensi dari bursa. Sementara saham-saham yang mengalami kenaikan signifikan menyentuh batas atas auto reject lebih sering mendapat UMA dan suspensi.
Beberapa saham yang berkali-kali menyentuh ARB selama dua pekan berturut-turut antara lain adalah KAEF, INAF, dan IRRA. Sedangkan saham yang menyentuh ARA dan telah dikenakan suspensi a.l. GLOB, KIOS, dan CANI.
Menanggapi hal itu, Kristian mengatakan untuk saham-saham yang turun setiap hari seperti KAEF sudah pernah diberi UMA dan suspensi. “Saham KAEF sudah pernah kita UMA dan pernah di-suspend cooling down,” tutur Kristian.
Tak hanya IHSG, mayoritas mayoritas indeks saham di Asia juga melemah menyusul pergerakan bursa berjangka Dow Jones Index Future yang sempat anjlok 2,5 persen. Indeks Nikkei 225 di Tokyo turun 1,66 persen. Begitu juga dengan indeks Hang Seng di Hong Kong dan Shanghai Composite di Cina.
BISNIS
Baca: IHSG dan Rupiah Diprediksi Kompak Melemah pada Hari Ini, Apa Sebabnya?