Meski Ada Vaksinasi di 2021, Sri Mulyani Sebut Efek Covid Masih Menghantui
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 22 Desember 2020 13:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi perekonomian pada 2021 masih akan menghadapi tantangan berat setelah hampir semua negara di dunia mengalami kontraksi pertumbuhan karena pandemi.
Menurut dia, pemulihan ekonomi pada tahun depan tetap dibayangi oleh ancaman stabilitas kesehatan akibat penyebaran Covid-19 meski vaksin telah ditemukan.
“Kondisi akan dihantui oleh Covid-19, apakah vaksin bisa efektif mengembalikan kegiatan fisik yang menghasilkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia,” tutur Sri Mulyani dalam Outlook Perekonomian Indonesia pada Selasa, 22 Desember 2020.
Sri Mulyani menjelaskan, akibat pagebluk, pertumbuhan ekonomi global terkontraksi -4 sampai -5 persen. Kondisi pelemahan ekonomi ini merupakan yang terdalam sejak Perang Dunia berlangsung puluhan tahun yang lalu.
Selain sisi kesehatan, tantangan dari kondisi sosial, jumlah pengangguran, krisis usaha, dan sektor riil masih akan dihadapi. Tantangan-tantangan ini diperkirakan bakal berimbas terhadap sektor keuangan.
Meski menghadapi situasi sulit, Sri Mulyani optimistis pemulihan ekonomi akan terjadi pada 2021. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia turut berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dunia yang diproyeksikan tumbuh 4-5 persen.
<!--more-->
Pemulihan ekonomi, kata mantan bos Bank Dunia ini, didorong oleh kebijakan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menjaga stabilitas fiskal dan moneter. Melalui sejumlah beleid yang telah dikeluarkan, Sri Mulyani mengatakan pemerintah memberikan ruang bagi fleksibilitas anggaran.
Pemerintah juga memperlonggar defisit APBN di tengah melemahnya sisi pendapatan akibat dampak pandemi. Pada 2021, Sri Mulyani pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen. Sedangkan inflasi tetap terjaga di 3 persen.
Adapun nilai tukar akan stabil di US$ 14.600 per dolar Amerika Serikat. Tingkat bunga SBN 10 tahun diprediksi di level 7,29 persen dan harga minyak akan berada di angka US$ 45 per barel.
Pemulihan ekonomi juga diharapkan memperbaiki indikator pembangunan dengan tingkat pengangguran 7,7-9,1 persen. Angka kemiskinan diperkirakan 9,2-9,7 persen; rasio gini 0,377-0,379. Kemudian, indeks pembangunan manusia 72,78-72,95; nilai tukar petani 102-104; dan nilai tukar nelayan 102-104.
Baca: Sri Mulyani Lanjutkan Subsidi Internet bagi Siswa dan Guru pada 2021
FRANCISCA CHRISTY ROSANA