TEMPO.CO, Jakarta – Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Hasil Perikanan (BKIPM) Jakarta II Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ekspor perikanan pada periode Januari hingga 10 Desember 2020 mencapai 388.655 ton. Angka ini tumbuh 8,75 persen ketimbang 2019 yang sebesar 357.402 ton.

Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dari sisi nilai, ekspor tersebut mencapai Rp 20,57 triliun. “Ekspor perikanan tumbuh 8,09 persen dari sisi nilai," kata Syahrul dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Desember 2020.

Syahrul mengatakan sektor kelautan dan perikanan akan menjadi pengkungkit ekonomi di tengah pandemi. Sektor ini digadang-gadang dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Ia mengimbuhkan, untuk mendukung peningkatan ekspor komoditas, pelayanan bagi pelaku usaha akan diupayakan lebih mudah dan efisien meski di tengah pandemi. Syahrul pun telah meninjau lokasi ekspor di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

Di saat yang sama, Syahrul juga melepas ekspor 1.739 ton ikan. Ikan-ikan tersebut meliputi sword fish, yellow fin tuna, cumi, sotong, shrimp, gindara, gurita, kakap, mahi-mahi, manyung, marlin, sarden, surimi, tenggiri, tuna, dan ubur-ubur.

<!--more-->

Sementara itu negara tujuan ekspor perikanan tersebar dan meliputi negara-negara di Asia, Eropa, maupun Amerika. Di antaranya Malaysia, Thailand, Singapura, Hongkong, Vietnam, Jepang, Tiongkok, Sri Lanka, Korea Selatan, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat, dan Kanada.

Kegiatan ekspor 1.739 ton ikan dilakukan di tiga tempat secara serentak, yakni Koja, Jakarta International Container Terminal, dan New Priok Container Terminal (NPCT) I dengan total 96 kontainer.

Baca: Kontainer Ekspor Langka, Kemenhub Minta Eksportir Pakai Perusahaan Pelayaran RI

FRANCISCA CHRISTY ROSANA