Indofarma Siap Penuhi Kebutuhan Alat Kesehatan Vaksinasi 2021

Senin, 7 Desember 2020 05:00 WIB

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indofarma Tbk memastikan kebutuhan alat kesehatan (alkes) untuk kegiatan vaksinasi Covid-19 yang direncanakan pada tahun depan bisa terpenuhi. Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto berujar industri alat kesehatan sudah bersiap memenuhi kebutuhan sejak program vaksinasi disampaikan pemerintah.

Sehingga, kata Arief, perusahaan alat kesehatan dapat memenuhi kebutuhan progam vaksinasi tersebut. "Indofarma sendiri sudah memproduksi jarum suntik sehingga diharapkan pada saat program vaksinasi dimulai, maka jarum suntik sudah tersedia," ujar Arief kepada Tempo, Ahad 6 Desember 2020.

Menurut Arief, Indofarma akan menggenjot sejumlah alkes yang mendukung vaksinasi, seperti alcohol swab, alat pelindung diri (APD), vaccine carrier (cool pack). Ia mengatakan pengadaan alkes itu merupakan peluang untuk memberikan kontribusi maksimal dalam memastikan penyediaan stok untuk vaksinasi 170 juta penduduk Indonesia.

Adapun kapasitas produksi beberapa pabrik jarum suntik mampu menghasilkan 30-50 juta jarum suntik dalam satu bulan agar memadai untuk kebutuhan vaksin.

Menurut Arief, kriteria khusus alat kesehatan khususnya jarum suntik untuk program vaksin Pemerintah adalah auto destruct syringe (ADS) untuk memastikan jarum suntik sekali pakai. "Target produksi jarum Suntik Indofarma di kisaran 35-40 juta jarum suntik per bulan," kata Arief.

Direktur Itama Ranoraya Pratoto Raharjo mengatakan telah mendapatkan pesanan pengadaan jarum suntik Auto Disable Syringe (ADS) dari pemerintah. Pada tanggal 27 November lalu, ujar Pratoro, perusahaan distribusi alat kesehatan ini telah melakukan penandatanganan kontrak Sales and Purchase Agreement (SPA) sebanyak 111 juta unit jarum suntik ADS.

<!--more-->

"Kemungkinan ke depan akan bertambah, karena jarum suntik yang dipakai itu salah satunya dari PT Oneject Indonesia, jenis jarumnya itu ADS yang mana akan rusak setelah dipakai," ujar Pratoto.

Pratoro menuturkan jarum suntik ADS yang dibawa perusahaanya telah bersertifikasi World Health Organisation (WHO) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 60 persen. Selama ini, kata dia, pemerintah selalu menggunakan jarum suntik produksi Oneject Indonesia setiap produk imunisasi. Pratoto mengatakan pengadaan jarum itu sudah dalam proses pengiriman (delivery) setelah diperiksa oleh Kementerian Kesehatan.

Menurut Pratoto, peningkatan belanja alat kesehatan untuk penanggulangan Covid-19 telah menjadi penopang tingginya pertumbuhan kinerja Itama Ranoraya ke depan.

Ia optimistis target pertumbuhan kinerja perusahaan yang ditetapkan pada awal tahun bisa tercapai. "Kami targetkan growth dari awal tahun sebesar 15-20 persen bisa tercapai, mungkin bisa lebih," kata Pratoto.

Selain jarum suntik, Pratoto mengatakan Itama Ranoraya juga mendapatkan pesanan alat untuk terapi plasma konvalesen. Terapi itu merupakan salah satu cara pengobatan Covid-19 dengan memberikan plasma (bagian darah yang mengandung antibodi) penyintas (survivor) Covid-19 kepada pasien lain.

Advertising
Advertising

"Pemerintah membeli kepada kami sebanyak 45 unit mesin terapi, sekarang kami sedang berkeliling untuk instalasi di rumah sakit," ujar Pratoto.

<!--more-->

Kepala Bidang I Promosi Produk Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) Erwin Hermanto berujar asosiasi sudah mengantisipasi kebutuhan program vaksinasi pemerintah.

Menurut Erwin, beberapa anggota asosiasi sudah mampu memproduksi syringe dengan kapasitas produksi total 850 juta jarum suntik per tahun, seperti PT Oneject Indonesia, PT Jayamas Medica Industri, dan PT Top Point Medical.

Selain itu, Erwin menjelaskan perusahaan lainnya juga sudah mampu memproduksi produk alcohol swab dengan kapasitas total sekitar 150 juta buah per bulan, seperti PT Arista Latindo dan PT Jayamas Medica Industri.

Kemudian, kebutuhan produk lemari pendingin atau freezer medis, juga diproduksi oleh PT Kalmed Manufaktur Indonesia dan PT Panasonic Healthcare Indonesia dengan kapasitas total sekitar 200 unit per bulan.

"Kemudian fasilitas kesehatan dan transportasi vaksin juga akan membutuhkan alat pendingin yang memadai. Ini tentu saja menjadi peluang yang sangat atraktif bagi industri alat kesehatan," kata Erwin.

Baca: Di Lokasi Baru Ini, Test Covid-19 Bandara Soetta Dibanderol Rp 85 Ribu



LARISSA HUDA

Berita terkait

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 jam lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

4 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

6 hari lalu

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Indofarma Sebut Sudah Bayar THR Karyawan, Dibayar Penuh

21 hari lalu

Indofarma Sebut Sudah Bayar THR Karyawan, Dibayar Penuh

PT Indofarma menyatakan telah membayar THR Idul Fitri bagi karyawannya secara penuh tanpa dicicil.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

22 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya

Manajemen Indofarma Blak-blakan soal Kondisi Keuangan hingga Tunggak Gaji dan THR Karyawan

23 hari lalu

Manajemen Indofarma Blak-blakan soal Kondisi Keuangan hingga Tunggak Gaji dan THR Karyawan

Sekretaris Perusahaan Indofarma, Warjoko Sumedi membeberkan penyebab keuangan perusahaan yang merugi selama tiga tahun belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Indofarma Didesak Karyawan Bayar Kewajiban: THR Sudah, Gaji Masih Kami Usahakan

23 hari lalu

Indofarma Didesak Karyawan Bayar Kewajiban: THR Sudah, Gaji Masih Kami Usahakan

Sekretaris Perusahaan PT Indofarma (Persero) Tbk. Warjoko Sumedi angkat bicara menanggapi desakan para karyawan yang meminta pembayaran gaji dan THR.

Baca Selengkapnya