Trending Bisnis: Edhy Prabowo Soal Tata Niaga Lobster hingga Luhut dan Menteri
Reporter
Tempo.co
Editor
Kodrat Setiawan
Minggu, 29 November 2020 07:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita trending ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 28 November 2020, dimulai dengan Edhy Prabowo diduga menyerahkan tata-niaga ekspor benih bening lobster atau BBL kepada asosiasi pengusaha dan soal penyebab PT Aero Citra Kargo atau ACK diduga menerapkan tarif tak wajar dalam pengiriman ekspor benih bening lobster.
Adapula berita tentang Luhut Binsar Pandjaitan tidak mau berlama-lama mengisi posisi Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim dan soal Edhy Prabowo diduga tak mendengarkan peringatan penasihat ahli soal tarif pengiriman ekspor benih bening lobster
Berikut berita trending bisnis sepanjang kemarin:
1. Edhy Prabowo Diduga Serahkan Tata Niaga Ekspor Lobster ke Asosiasi
Edhy Prabowo diduga menyerahkan tata-niaga ekspor benih bening lobster atau BBL kepada asosiasi pengusaha. Kebijakan itu disampaikan dalam pertemuan dengan 65 eksportir di Gedung Mina Bahari IV Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, September 2020 lalu.
Direktur PT Grahafoods Indo Pasifik Chandra Astan membenarkan adanya pertemuan tersebut. Komunikasi digelar setelah Edhy sembuh dari Covid-19.
“Benar ada pertemuan itu,” ujar Chandra saat dihubungi Tempo pada Jumat petang, 27 November 2020.
Ads by Kiosked
Edhy mengumpulkan para pengusaha setelah Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta mengendus adanya pemalsuan dokumen ekspor ke Vietnam oleh 12 eksportir. Akibat kejadian itu, Bea Cukai menggagalkan pengiriman 1,5 juta ekor benur yang sedianya akan diterbangkan ke Vietnam.
Chandra yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Persatuan Dunia Lobster Indonesia (Perduli)—asosiasi eksportir lobster—dituding melaporkan dokumen pemalsuan yang dilakukan belasan perusahaan kepada Bea Cukai. Saat dikonfirmasi, Chandra mengatakan pihaknya baru berkomunikasi dengan Kepabean setelah kabar penyelundupan mencuat.
“Saya berbicara dengan Bea Cukai jauh setelah mereka melakukan penindakan,” katanya.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Gantikan Edhy Prabowo, Luhut: Saya Enggak Mau Lama-lama, Kerjaan Saya Banyak
Luhut Binsar Pandjaitan resmi menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim menggantikan Edhy Prabowo. Meski demikian, Luhut yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini tidak mau berlama-lama di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Saya juga enggak mau lama-lama, kerjaan saya banyak," kata Luhut usai menggelar rapat bersama pejabat KKP di Gedung KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 27 November 2020.
Luhut tidak mengetahui siapa sosok yang akan menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan definitif nantinya. "Tanya presiden, mana saya tahu, itu bukan pekerjaan saya," ujar Luhut.
Sebelumnya, KPK sudah menetapkan Edhy sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji oleh penyelenggara negara terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya.
Selain Edhy, ada enam orang yang ditetapkan sebagai tersangka. "KPK menetapkan 7 orang tersangka," ujar Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango saat konferensi pers di kantornya, Rabu, 25 November 2020.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. Edhy Prabowo Disinyalir Tak Dengarkan Peringatan Ahli Soal Tarif Ekspor Benur
Edhy Prabowo diduga tak mendengarkan peringatan penasihat ahli soal tarif pengiriman ekspor benih bening lobster atau benur yang dipatok Rp 1.800 per ekor. Tarif tersebut dinilai terlalu tinggi dan tak masuk akal.
Imbauan terkait tarif diutarakan beberapa penasihat ahli dalam pertemuan nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan di Alana Sentul, Bogor, 22 Oktober lalu. Penasihat Ahli Menteri Kelautan Perikanan, Effendi Gazali, membenarkan adanya pertemuan tersebut.
“Benar,” katanya, Jumat, 27 November 2020. Namun Effendi tak merincikan isi kegiatan.
Sumber Tempo yang mengetahui jalannya rapat menyatakan tim penasihat ahli mempertanyakan tingginya harga pengiriman ekspor benur yang ditetapkan perusahaan kargo PT Aero Citra Kargo (ACK). ACK adalah pemain tunggal jasa pengiriman kargo yang ditengarai ditunjuk Staf Edhy Prabowo, Andreau Pribadi, yang kini ditetapkan tersangka kasus dugaan suap izin usaha perikanan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tim penasihat ahli memandang ada jasa pelayanan lain yang memberikan harga lebih murah dari tarif ACK. Bahkan, tarif perusahaan kargo lain hanya Rp 200 per ekor.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
4. Ini Penyebab PT ACK Patok Tarif Tak Wajar dalam Pengiriman Benih Lobster
PT Aero Citra Kargo atau ACK dinilai menerapkan tarif tak wajar dalam pengiriman ekspor benih bening lobster atau BBL. Perusahaan tunggal yang diduga ditunjuk sebagai penyedia jasa layanan kargo ini mematok harga Rp 1.800 per ekor.
Penasihat ahli Kementerian Kelautan dan Perikanan pernah mengingatkan kejanggalan tarif kargo kepada Edhy Prabowo. Peringatan diutarakan dalam pertemuan nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan di Alana Sentul, Bogor, 22 Oktober lalu.
Penasihat Ahli Menteri Kelautan Perikanan, Effendi Gazali, membenarkan adanya pertemuan tersebut. “Benar,” katanya, Jumat, 27 November 2020. Namun Effendi tak merincikan isi kegiatan itu.
Ads by Kiosked
Angka Rp 1.800 yang dinilai terlampau mahal bahkan sudah turun dari tarif sebelumnya. Pada awal masa pembukaan ekspor BBL, ACK mematok harga sampai Rp 2.300 per ekor.
Tarif yang ditetapkan PT ACK kini sembilan kali lipat lebih besar daripada perusahaan lainnya. Sejumlah penyedia layanan serupa menawarkan harga lebih murah, yakni Rp 200 per ekor.
Baca berita selengkapnya di sini.