Kebut Finalisasi RUU Energi Terbarukan, DPR: Ada Tarik Menarik Luar Biasa

Jumat, 27 November 2020 15:15 WIB

Anggota Dewan mengikuti sidang paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018. Dalam sidang ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan proyeksi subsidi energi Rp 163,5 triliun. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Sugeng Suparwoto mengatakan komisinya terus mendorong penyelesaian Undang-undang Energi Terbarukan. Langkah ini adalah upaya untuk mendorong penggunaan energi bersih di Tanah Air.

"Dalam fungsi legislasi, kami habis-habisan mendorong agar Undang-undang Energi Baru Terbarukan tuntas selesai setidaknya dalam dua masa sidang, atau paling lambat dalam setahun," ujar Sugeng dalam webinar, Jumat, 27 November 2020.

Menurut Sugeng, penyelesaian beleid ini terus didorong, meskipun di tengah banyaknya tarik menarik kepentingan. Tarik menarik itu terasa dengan adanya pihak yang mempertanyakan alasan RUU Energi Baru Terbarukan ini menjadi salah satu prioritas yang akan diselesaikan komisinya.

"Kenapa dibilang habis-habisan, karena tarik menarik luar biasa. Luar biasa besar. Itu saya rasakan," tutur Sugeng.

Sugeng mengatakan nantinya UU Energi Baru Terbarukan akan hadir untuk mendorong energi bersih agar lebih murah dan dapat bersaing dengan energi-energi fosil yang saat ini banyak dipakai.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Selain adanya insentif bagi energi bersih, ia menilai perlu ada pajak eksternalitas pada energi fosil. Pasalnya, saat ini tiadanya pajak eksternalitas membuat batubara murah dan terus digunakan sebagai salah satu sumber energi. "Batubara lebih murah karena tidak ada pajak lingkungan," ujar dia.

Sebelumnya, pada Rabu, 25 November 2020, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih meminta masukan terkait dengan pembahasan RUU EBT dari sudut pandang BUMN dan organisasi.

Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad mengatakan bahwa salah satu masukan untuk RUU EBT adalah penetapan harga EBT harus ditetapkan dengan memperhatikan nilai keekonomian berkeadilan bagi semua pihak.

"Baik untuk badan usaha sebagai pengembang maupun untuk keberlangsungan penyelenggaraan ketenagalistrikan oleh perusahaan listrik negara," ujar Ikhsan.

Chief Executive Officer Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) Pertamina Heru Setiawan menyampaikan salah satu usulan untuk RUU EBT adalah regulasi ini dapat mengakomodir penerapan tarif yang mencerminkan aspek risiko terkait dengan keekonomian dan investasi EBT.

<!--more-->

Heru menambahkan RUU EBT diharapkan dapat selaras dengan UU dari sektor lain seperti UU Panas Bumi dan UU ketenagalistrikan.

"Kami koordinasi dengan PLN dan ESDM untuk pastikan tidak ada inisiatif yang bertentangan satu sama lain," katanya.

Baca: Regulasi yang Berubah-ubah Disebut Hambat Pengembangan Energi Terbarukan di RI

CAESAR AKBAR | BISNIS

Berita terkait

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

23 jam lalu

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

Berdasarkan data yang ada, PHE sebagai Subholding Upstream memiliki jumlah Pekerja perempuan sebanyak 1.749 orang dengan persentase rata-rata pekerja perempuan yang menjabat di tataran manajerial adalah sebesar 13 persen.

Baca Selengkapnya

Energi Terbarukan dari PLTS Bikin Terminal Jatijajar Depok Hemat Listrik PLN 40 Persen

33 hari lalu

Energi Terbarukan dari PLTS Bikin Terminal Jatijajar Depok Hemat Listrik PLN 40 Persen

Terminal Bus Jatijajar Kota Depok menyatakan telah sejak Januari lalu memanfaatkan teknologi pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS.

Baca Selengkapnya

PLN Indonesia Power Bersama China Energy Kaji Pengembangan Energi Hijau

33 hari lalu

PLN Indonesia Power Bersama China Energy Kaji Pengembangan Energi Hijau

PLN terus menjalin sinergi dengan mitra nasional dan global untuk mengakselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) secara masif.

Baca Selengkapnya

PLN Diapresiasi Berhasil Bangun HRS Pertama di Indonesia

41 hari lalu

PLN Diapresiasi Berhasil Bangun HRS Pertama di Indonesia

PLN menunjukkan karya nyata dan bukti konkrit energi hidrogen merupakan satu keniscayaan bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Tanggapi Kritik Walhi, Bappenas; IKN Sepenuhnya Gunakan Energi Terbarukan pada 2045

51 hari lalu

Tanggapi Kritik Walhi, Bappenas; IKN Sepenuhnya Gunakan Energi Terbarukan pada 2045

IKN disebut akan sepenuhnya menggunakan energi terbarukan pada 2045.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin RI Bisa Swasembada Energi Bensin Bersumber Etanol: Dari Tebu dan Singkong..

58 hari lalu

Prabowo Yakin RI Bisa Swasembada Energi Bensin Bersumber Etanol: Dari Tebu dan Singkong..

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkomitmen membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman.

Baca Selengkapnya

Penghapusan Net Metering PLTS Atap Bisa Persulit Target Bauran Energi Terbarukan

23 Februari 2024

Penghapusan Net Metering PLTS Atap Bisa Persulit Target Bauran Energi Terbarukan

IESR menilai Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2024 tentang PLTS atap yang masuk jaringan terlalu berpihak pada kepentingan PT PLN (Persero).

Baca Selengkapnya

PLN Dapat Dana Hibah US$ 1 Juta untuk Pengembangan Energi Baru Terbarukan

14 Februari 2024

PLN Dapat Dana Hibah US$ 1 Juta untuk Pengembangan Energi Baru Terbarukan

PT PLN (Persero) mendapat dana hibah senilai USD 1 juta dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA).

Baca Selengkapnya

Begini Cara PLN Memasok Listrik EBT untuk F1 Powerboat Danau Toba

9 Februari 2024

Begini Cara PLN Memasok Listrik EBT untuk F1 Powerboat Danau Toba

PLN berkomitmen memasok energi bersih untuk pacuan balap perahu motor F1 Powerboat Danau Toba. Dua pembangkit listrik mikro hidro dikerahkan.

Baca Selengkapnya

Target Bauran EBT Diusulkan Turun, IESR: Pengingkaran Terhadap Target Net Zero Emission

8 Februari 2024

Target Bauran EBT Diusulkan Turun, IESR: Pengingkaran Terhadap Target Net Zero Emission

IESR angkat bicara soal rencana penurunan target bauran EBT yang diusulkan oleh DEN.

Baca Selengkapnya