5 Fakta Soal Wacana Penghapusan BBM Premium, Awal Mula hingga Komentar Ahok
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 24 November 2020 08:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Wacana penghapusan BBM berjenis Premium digulirkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan dalih pengendalian pencemaran udara.
Namun, sejumlah pemangku kepentingan tak satu suara soal peniadaan bahan berbakar RON 88 itu. PT Pertamina (Persero) justru menyatakan bahwa perseroan belum berencana menghapus BBM bersubsidi. Begitu juga dengan Kementerian ESDM.
Berikut ini sejumlah fakta tarik-menarik isu penghapusan BBM Premium.
- Bermula dari KLHK
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RM Karliansyah pada 13 November lalu mengatakan pemerintah berkomitmen untuk mengendalikan pencemaran udara dari penggunaan BBM kendaraan bermotor. Kebijakan itu dibarengi dengan rencana Pertamina mengurangi penyaluran bahan bakar minyak jenis premium.
"Syukur alhamdulillah Senin malam lalu saya bertemu dengan direktur operasi Pertamina, beliau menyampaikan per 1 Januari 2021 Premium di Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) khususnya itu akan dihilangkan, menyusul kota-kota lainnya di Indonesia," kata Karliansyah dalam diskusi virtual, 13 November.
Dia pun berharap implementasi Euro 4 tidak memerlukan waktu yang terlalu lama. Para pemasok bahan bakar juga diharapkan bisa segera dapat membangun kilang yang dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar ramah lingkungan.
<!--more-->
- Manajemen Pertamina menampik kabar penghapusan BBM
Menanggapi rencana itu, Vice President (VC) Promotion dan Marketing Communication Pertamina Dholly Arifun Dahlia mengatakan pihaknya belum berupaya menghilangkan Premium. Namun, dalam program langit biru sampai dengan Desember 2020, dilakukan pengurangan titik pasok.
Pertamina pun cenderung mengedukasi masyarakat untuk menggunakan BBM jenis Pertalite. Kampanye program bahkan menyeragamkan harga Pertalite dengan Premium. "Kemudian dua bulan dikurangi menjadi diskonnya Rp 800, kemudian dua bulan lagi Rp 400. Tapi tetap ada premium sampai Desember," kata Arifun.
Pertamina mencatat porsi BBM Premium terhadap seluruh penjualan BBM sebanyak 35 persen per Februari 2020. Dengan adanya program langit biru, Pertamina menargetkan pengurangan BBM 5-10 persen komposisinya terhadap Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo.
- Ahok buka suara
Ihwal penghapusan BBM Premium, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok turut buka suara. Ia menjelaskan manajemen belum menggelar pembicaraan penghapusan bahan bakar beroktan rendah dalam rapat-rapat bersama direksi.
"Yang saya dengar dalam rapat-rapat dengan direksi, tidak ada rencana penghapusan Premium," ujar Ahok.
Perseroan, ujar Ahok, hanya berencana untuk menggencarkan Program Langit Biru. Program tersebut adalah bentuk promosi untuk mengajak masyarakat merasakan langsung penggunaan bahan bakar dengan kualitas yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dengan udara yang bersih dan sehat.
Melalui program tersebut, Pertamina memberikan harga khusus pembelian Pertalite seharga Premium bagi konsumen kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga, angkutan umum kota, hingga taksi pelat kuning. "Nanti masyarakat tinggal pilih mau tetap menggunakan Premium yang tidak ramah lingkungan, atau menggunakan Pertalite," tutur Ahok.
<!--more-->
- Menteri ESDM belum terima laporan soal penghapusan BBM Premium
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif turut menanggapi wacana penghapusan BBM jenis Premium per Januari 2021. Arifin mengungkapkan, Kementerianmnya belum menerima laporan rencana penghapusan Premium baik dari Pertamina maupun pemerintah.
"Belum ada statement apa dari ESDM dan Pertamina," kata Arifin.
Oleh karena itu, menurut Arifin, pengaturan penjualan BBM masih seperti biasa. "Alokasi (Premium) untuk tahun depan tetap kita penuhi," ucapnya. Arifin pun menjelaskan, saat ini yang dilakukan Pertamina adalah program promo yang menjual BBM jenis Pertalite dengan harga diskon. Harga khusus Pertalite yang akhirnya sama dengan Premium Rp 6.450 per liter itu digelar di sejumlah daerah di Indonesia.
Menurut Arifin, program tersebut mendapatkan sambutan yang cukup baik dalam peralihan BBM jenis Premium ke Pertalite. "Ini tentu saja penentuan selanjutnya kami lakukan konsultasi dengan pihak terkait," katanya.
- Pengusaha pun belum memperoleh sosialisasi penghapusan BBM Premium
Pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mengakui h belum mendapat sosialisasi mengenai rencana penghapusan BBM Premium."Sampai saat ini kami masih belum disosialisasikan mengenai penghapusan Premium, jadi kami belum ada wacana mengenai penghapusan Premium," ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hiswana Migas wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, pekan lalu.
Meski begitu, Hiswana Migas mengatakan siap mendukung kebijakan pemerintah apabila negara akan menghapus Premium pada tahun depan. Juan meyakini kebijakan pemerintah pasti sudah memperhatikan sisi bisnis maupun sosial. "Jadi tidak ada masalah."
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | FAJAR PEBRIANTO | CAESAR AKBAR
Baca juga: Kabar BBM Premium Dihapus per Januari 2021, Respons Menteri ESDM?