Booth agen perjalanan pada Pameran wisata Astindo Travel Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, 2 Maret 2018. Asosiasi agen travel Indonesia, Astindo, kembali membuka kesempatan bagi para traveler berburu tiket penerbangan murah dengan diskon hingga 50 persen. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Budijanto Ardijansjah berharap pemerintah mengucurkan stimulus dana hibah bagi pelaku usaha industri pariwisata di sektor travel agency atau agen perjalanan.
Pasalnya, dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap perusahaan agen perjalanan di Tanah Air cukup besar. Budijanto mengungkapkan, hampir 90 persen dari total 7.000 perusahaan anggota Asita tutup sementara sejak April 2020.
Dari sekitar 5.000-an perusahaan yang tutup sementara tersebut, lanjutnya, jumlah tenaga kerja yang ikut terkena dampak mencapai 50 ribu orang.
"Kami berharap ada stimulus dari pemerintah. Dengan demikian, ketika Covid-19 sudah selesai, perusahaan agen perjalanan yang sudah lama tutup ini punya dana memulai kembali usahanya serta menyerap kembali 50.000 tenaga kerja yang terdampak," ujar Budijanto kepada Bisnis, Senin, 26 Oktober 2020.
Selain kucuran dana hibah seperti halnya pelaku usaha perhotelan dan restoran, Budijanto berharap pemerintah merealisasikan janji untuk memberikan dana reaktivasi kepada pelaku usaha agen perjalanan yang diestimasi mencapai triliunan rupiah.
"Sekarang teman-teman di agen perjalan masih survive. Memang sudah ada pergerakan sedikit-sedikit. Namun, kami berharap setelah adanya vaksin kondisi bisa normal kembali. Selain itu, kami lihat bantuan pemerintah memang agak lambat untuk travel agent," ujarnya. <!--more--> Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengucurkan dana hibah sebesar Rp3,3 triliun kepada sektor perhotelan dan restoran.
Dana hibah tersebut bertujuan menolong pelaku usaha perhotelan dan restoran untuk mempertahankan pekerja serta menopang biaya operasional. Dengan harapan, isu ketenagakerjaan di sektor tersebut dapat teratasi.
Adapun, pemerintah memang masih fokus untuk memulihkan sektor perhotelan dan restoran di industri pariwisata Tanah Air. Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan pemerintah belum memiliki solusi pamungkas untuk sektor lain di industri pariwisata.