Libur Panjang, Budi Karya Minta Operator Tambah Armada Transportasi
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 23 Oktober 2020 16:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta operator transportasi untuk menambah armada, jika ada indikasi penumpukan penumpang pada libur panjang yang dimulai 28 Oktober 2020.
Hal itu, kata dia, untuk memastikan protokol kesehatan yang memadai dan menekan penyebaran Covid-19 selama pergerakan libur panjang pada akhir Oktober 2020.
"Jadi saya minta Dirjen-dirjen di Kemenhub untuk memastikan apabila ada tambahan jumlah penumpang, yang bergerak, agar menambah kapasitas. Dengan kapasitas yang ada, sehingga tidak terjadi penumpukan dan terjadi jumlah yang melampaui jumlah kapasitas yang ditetapkan," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat, 23 Oktober 2020.
Dia mengimbau masyarakat yang akan pulang kampung atau liburan agar tidak bersama melakukan perjalanan pada 27-28 Oktober 2020. "Kalau bisa sebagian pulang tanggal 26 Oktober 2020 karena itu bisa mengurangi penumpukan penumpang," ujarnya.
Untuk memastikan libur panjang berjalan baik dan tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19, Budi melakukan berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan dan memenuhi protokol kesehatan.
<!--more-->
Sebelumnya Budi mengatakan Kemenhub melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi pergerakan orang dan kendaraan yang diprediksi akan meningkat pada libur panjang Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir Oktober.
“Kami prediksi akan terjadi peningkatan pergerakan orang dan kendaraan sekitar 10-20 persen," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis Kamis, 22 Oktober 2020.
Dia mengatakan Presiden telah memperingatkan agar melakukan upaya antisipasi pada libur panjang akhir Oktober agar tidak terjadi peningkatan laju penularan Covid-19, seperti yang sempat terjadi selepas libur panjang Cuti Bersama Tahun Baru Islam pada bulan Agustus lalu.
Mengantisipasi hal itu, Menhub akan melakukan koordinasi dengan para Operator Transportasi untuk konsisten memberlakukan protokol kesehatan yang ketat dari mulai awal keberangkatan, pada saat perjalanan, hingga sampai di tujuan.
Kemenhub akan melakukan pengecekan secara acak (random check) untuk memastikan protokol kesehatan telah dilakukan dengan baik oleh para operator.
<!--more-->
Menurutnya, para operator yang mempunyai peran penting untuk memfasilitasi pergerakan orang antar kota, antar wilayah. "Kalau mereka tidak taat, khawatir akan timbul penularan yang tidak kita inginkan. Tunjukan kita harus disiplin dan tidak kompromi terhadap protokol kesehatan. Kalau memang ada yang ditemukan reaktif atau positif ya harus dilarang berangkat,” ujarnya.
Budi Karya juga meminta kepada operator transportasi untuk meningkatan frekuensi perjalanan untuk mencegah penumpukan penumpang.
Selain itu, lanjut Menhub, Kemenhub juga berkoordinasi dengan para Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) di daerah untuk melakukan pengawalan penerapan protokol kesehatan dengan ketat di daerah-daerah kota sampai kabupaten.
Kemudian juga untuk mengantisipasi kemacetan yang bisa menjadi masalah yang memungkinkan terjadinya penularan karena rawan terjadi kerumunan.
Budi memprediksi puncak arus kendaraan libur panjang akan terjadi pada 28 Oktober. Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat yang ingin berlibur agar jangan bertumpu di satu hari tersebut.
Baca: Budi Karya Minta Pengusaha AS Investasi di Sektor Transportasi
HENDARTYO HANGGI