Tuntut Kejelasan Pembayaran Klaim, Nasabah Bumiputera Teriak: Balikin Uang Kami!

Rabu, 21 Oktober 2020 12:59 WIB

Puluhan nasabah PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 melakukan aksi damai menuntut pembayaran klaim yang belum dipenuhi oleh perusahaan di Kantor Pusat Bumiputera di Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan nasabah atau pemegang polis PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 belum berhenti menuntut kejelasan soal pembayaran klaim oleh perusahaan. Hari ini, Rabu, 21 Oktober 2020, mereka mendatangi Kantor Pusat Bumiputera di Jakarta untuk menggelar demo dan aksi damai.

"Balikin uang kami, balikin uang kami!" teriak puluhan peserta aksi ini, ibu-ibu sampai bapak-bapak, yang kompak mengenakan baju kaos warna biru bertuliskan "Korban Asuransi Bumiputera".

Mereka menggelar aksi sejak pukul 10.00 WIB. Puluhan peserta aksi ini menyatakan bahwa nasib uang mereka masih tak jelas. Para pemegang polis yang berstatus habis kontrak (HK), penebusan, meninggal dunia dan Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang sudah mengajukan klaim, tidak ada kepastian kapan polisnya dibayar.

Sementara manajemen AJB Bumiputera selalu menghindari komunikasi dan menutup pintu dialog, termasuk Badan Perwakilan Anggota (BPA). Padahal banyak pemegang polis berharap polisnya segera dibayar, karena uangnya digunakan untuk biaya masuk sekolah atau perguruan tinggi anak-anak. Sebagian besar polis yang dimiliki adalah asuransi pendidikan seperti produk Asuransi Beasiswa Terencana.

Saat ini, lima perwakilan aksi sudah masuk ke dalam kantor Bumiputera untuk bertemu dengan manajemen perusahaan. Sementara, peserta aksi masih menunggu hasil dari pertemuan tersebut di trotoar depan gedung Bumiputera.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Salah satu nasabah, Suta mengaku sudah 17 tahun menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar premi di Bumiputera. Mendaftar di tahun 2002, Suta sudah meniatkan sejak awal uang ini akan digunakan untuk membiayai pendidikan putrinya yang kini sedang mondok di salah satu pesantren di Jawa Timur.

"Saya kumpulin uang untuk bayar premi per 3 bulan, ini demi masa depan anak saya," kata Suta, yang hari ini ikut dalam demo dan aksi damai menuntut pembayaran klaim di Kantor Pusat Bumiputera di Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020.

Suta tidak sendiri. Ia hadir bersama dengan puluhan pemegang polis lainnya. Mereka berkumpul karena satu nasib yaitu tak kunjung menerima hak klaim yang seharusnya mereka terima. Ini adalah aksi kedua, setelah aksi pertama digelar di Gedung DPR pada akhir Juli 2020.

Lebih jauh Suta bercerita bahwa ada 2 polis yang saat ini dipegangnya, salah satunya sudah habis masa kontrak September 2019. Datanglah Suta ke kantor Bumiputera untuk menagih pencairan klaim.

Baca: Kisah Nasabah Asuransi Bumiputera Pontang-panting Cari Cara Biayai Sekolah Anak

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

3 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

3 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

8 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

8 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

8 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

14 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya