Pemerintah Buka Sektor-sektor Baru untuk Investor Asing Tahun Depan, Apa Saja?
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 21 Oktober 2020 08:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana mulai membuka sektor-sektor baru bagi masuknya investor asing pada 2021-2022. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo berharap langkah ini sekaligus bisa menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi Covid-19.
“Kita siapkan beberapa kawasan industri, seperti di Subang,” ujar Kartika dalam acara Capital Market Summit and Expo yang ditayangkan secara virtual pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Pemerintah, tutur Kartika, membidik masuknya investor di bidang-bidang potensial, seperti farmasi, kesehatan, dan mineral. Mengacu pada tren pendapatan badan usaha milik negara atau BUMN selama kuartal II 2020, risiko dampak penurunan kinerja keuangan sektor kesehatan terlihat paling tipis ketimbang industri lainnya.
Dibandingkan dengan periode yang sama 2019, sektor kesehatan hanya mengalami kontraksi hingga minus 14 persen sepanjang kuartal kedua. Angka tersebut jauh lebih baik dari penurunan pendapatan sektor pariwisata yang menyentuh -75 persen, logistik -40 persen, dan energi -25 persen.
Sedangkan untuk sektor mineral, meski pendapatan di 2020 mengalami kontraksi -36 persen, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan komoditas tersebut pada masa mendatang. Pemerintah juga telah mencanangkan Indonesia menjadi produsen baterai lithium sebagai pemasok energi mobil elektrik, microgrids, dan produk elektronik lainnya.
<!--more-->
Kartika menerangkan perusahaan pelat merah siap menjadi agen pertumbuhan ekonomi di masa pemulihan ini. Ia menyebut, keberadaan perseroan yang bergerak di bidang farmasi, seperti PT Bio Farma, telah didorong untuk meningkatkan produksi vaksin, bahkan sudah bekerja sama dengan perusahaan global. “Di sektor health care, kita juga punya holding rumah sakit,” katanya.
Kementerian BUMN telah membentuk peta pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 hingga 2024. Pada tahun ini, Kementerian akan berfokus melakukan proteksi untuk melindungi BUMN strategis dan BUMN yang terdampak Covid-19.
Pemerintah juga membentuk klasterisasi berdasarkan keterkaitan supply chain dan kesamaan industri untuk meningkatkan sinergi serta melakukan restrukturisasi operasional perusahaan. Langkah ini dilakukan hingga kuartal II 2021.
Sementara itu pada kuartal II 2022, Kementerian BUMN akan mulai memperbaiki portofolio korporasi. Kementerian pun bakal mempersiapkan landasan untuk inovasi model bisnis baru. Kemudian pada 2024, Kementerian BUMN berencana meningkatkan partisipasi sektor swasta dan melakukan penajaman fokus terhadap perusahaan pelat merah serta anak usahanya untuk tujuan komersial dan sosial.
Baca: BKPM Sebut Sudah Ada Investor Asing Siap Pindahkan Industri ke RI