Bos Bio Farma Bantah Cina Jual Vaksin Lebih Mahal ke Indonesia Ketimbang Brasil
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 13 Oktober 2020 12:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir membantah harga vaksin Sinovac produksi perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac Biotech Ltd, yang dijual kepada Indonesia lebih mahal ketimbang yang dipasarkan di Brasil. Saat ini, harga penjualan vaksin Sinovac berkisar Rp 200 ribu per dosis.
Pernyataan tersebut menanggapi kabar yang beredar bahwa Sinovac menjual vaksin per dosis seharga Rp 1,96 (sekitar Rp 29 ribu) di Brasil, atau jauh lebih murah ketimbang yang dipatok untuk Indonesia. Honesti mengklaim pihaknya telah menghubungi Sinovac terkait persoalan ini.
“Mereka (Sinovac) sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma, yang memastikan bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak US$ 90 juta dengan pemerintah Brasil tidak tepat dan mengenai harga US$ 1.96 per dosis pun tidak tepat,” ujar Honesti pada Selasa, 13 Oktober 2020.
Honesti menyatakan harga vaksin tidak mungkin terlalu murah karena biaya pengiriman tiap dosisnya saja sekitar US$ 2. Meski demikian, dia mengakui skema pemberian harga vaksin Covid-19 tidak dapat diseragamkan.
Sinovac dalam surat resminya menyampaikan ada beberapa komponen pembentuk harga vaksin Covid-19. Salah satunya investasi pada studi klinis fase ketiga, terutama dalam uji efikasi dalam skala besar. Faktor pembentuk harga itu juga berlaku untuk pembelian dari Indonesia. Ia memastikan perusahaan mengikuti prinsip-prinsip produsen.
<!--more-->
Sinovac Biotech Ltd bakal memasok 3 juta dosis vaksin untuk Indonesia hingga akhir Desember 2020 dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada pekan pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada pekan pertama Desember 2020. Sinovac pun berkomitmen menyediakan 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.
Honesti menerangkan, untuk menjamin kualitas vaksin Covid-19 mulai bahan baku hingga komplemen lainnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke Sinovac China untuk melakukan pengujian dan melaksanakan audit halal.
BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP). “Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 masih berjalan di pekan kedua Oktober 2020,” ucap Honesti.
Vaksin Sinovac telah diuji klinis tahap ketiga di Indonesia. Adapun per 9 Oktober 2020, sebanyak 843 relawan telah mengikuti penyuntikan kedua untuk uji klinis. Sedangkan 449 relawan sedang dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua atau masuk periode monitoring.
Baca: Jika Uji Klinis Sukses, 5 Perusahaan Swasta Siap Produksi Vaksin Merah Putih