Sebut Ekonomi Kuartal 3 Bisa -2,9 Persen, Sri Mulyani: Pemerintah Sudah All Out
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 22 September 2020 13:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III berada pada kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1 persen. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan sejumlah komponen ekonomi yang juga terkontraksi pada periode tersebut.
"Negatif territory kemungkinan akan terjadi pada kuartal ketiga dan mungkin juga masih akan berlangsung untuk Kuartal keempat yang kita upayakan untuk bisa mendekati nol atau positif," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi video, Selasa, 22 September 2020.
Indikator ekonomi Indonesia memasuki kondisi resesi semakin pasti. Pasalnya, Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 bakal kembali berada di zona negatif.
Adapun ekonomi Indonesia sebelumnya telah mengalami kontraksi sebesar 5,3 persen pada kuartal II 2020. Seperti diketahui, suatu negara dianggap masuk ke dalam kondisi resesi apabila dalam dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif.
Apabila dirinci berdasarkan komponennya, Sri Mulyani mengatakan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih berada pada zona kontraksi,yaitu minus 3 hingga minus 1,5 persen pada kuartal III 2020. Adapun untuk keseluruhan tahun, konsumsi Tanah Air diperkirakan tumbuh minus 2,1 hingga minus 1 persen.
<!--more-->
Komponen investasi juga masih akan mengalami kontraksi di kuartal III dan keseluruhan tahun. Pada triwulan III, investasi diperkirakan terkontraksi di minus 8,5 persen hingga minus 6,6 persen dan untuk keseluruhan tahun di kisaran minus 5,6 persen hingga minus 4,4 persen.
Sementara itu, ekspor dan impor juga diperkirakan masih terkontraksi. Pada kuartal III, ekspor diperkirakan tumbuh negatif di kisaran -13,9 persen hingga -8,7 persen. Sementara, impor diperkirakan terkontraksi di kisaran -26,8 persen hingga minus 16 persen.
Adapun pada keseluruhan tahun ekspor diperkirakan tumbuh minus 9 persen hingga minus 5,5 persen. Sedangkan impor bakal terkontraksi lebih dalam di kisaran -17,2 persen hingga minus 11,7 persen.
Berkebalikan dengan komponen-komponen sebelumnya, konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh tinggi pada kuartal III 2020 yaitu pada kisaran 9,8 persen hingga 17 persen. Sementara pada keseluruhan tahun berada di kisaran 0,6 persen hingga 4,8 persen.
"Jadi pemerintah sudah melakukan all out melalui kebijakan belanja atau ekspansi fiskalnya sebagai cara untuk counter cyclical," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Covid Tak Akan Selesai 2020, Sri Mulyani Minta Pengelolaan APBN Tetap Akuntabel
CAESAR AKBAR