Tahun Depan, Sri Mulyani Kurangi Dukungan Fiskal untuk Dunia Usaha

Jumat, 18 September 2020 17:38 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Wamenkeu Suahasil Nazara mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 26 Agustus 2020. Dalam raker tersebut, Sri Mulyani dan Komisi Xi membahas Laporan Keuangan Kementerian Keuangan pada APBN 2019. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dukungan fiskal untuk dunia usaha bakal dikurangi pada tahun depan. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi dunia usaha sudah mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19.

“Kami akan terus mendukung bisnis ini tetapi dengan cara yang jauh lebih terukur. Itu berarti bahwa kami akan menurunkan dukungan, dengan harapan bahwa tahun depan permintaan akan terus pulih,” ujar Sri Mulyani Indrawati dalam acara Asian Development Bank, Jumat, 18 September 2020.

Pemulihan dunia usaha tersebut, menurut Sri Mulyani bakal dipastikan dengan melengkapi dukungan kebijakan fiskal tersebut dengan reformasi dan perbaikan iklim investasi. Salah satu caranya, tuturnya, adalah dengan merampungkan Omnibus Law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja yang dianggap dapat meningkatkan kepercayaan investor ntuk berinvestasi di Tanah Air.

Tahun depan, pemerintah merancang defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang lebih rendah dari tahun ini. Defisit APBN 2021 dirancang 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto. Adapun pada tahun ini defisit anggaran diproyeksikan 6,3 persen dari PDB.

“Kami memberi sinyal maka kami akan terus mendukung pemulihan ini, karena ini masih sangat awal, tetapi kami akan mulai mengkonsolidasikan fiskal kami dengan menunjukkan itu defisit akan lebih rendah,” kata Sri Mulyani. Untuk itu, ia pun mengatur kembali sektor-sektor yang diprioritaskan dalam anggaran pemerintah.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Sri Mulyani mengatakan sektor paling prioritas dalam anggaran tahun depan adalah pengeluaran untuk kesehatan. Termasuk, alokasi dana untuk pengadaan vaksin Covid-19 yang diperkirakan cukup signifikan. Di samping itu, pemerintah juga akan memprioritaskan jaring pengaman sosial bagi masyarakat.

Bekas Direktur Bank Dunia itu mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan sangat bergantung kepada penanganan Covid-19, khususnya bagaimana pemerintah mengendalikan penyebaran penyakit tersebut. Ia mengatakan hal tersebut tidak mudah lantaran Indonesia adalah negara besar dan kepulauan sehingga memerlukan koordinasi uang baik.

Di samping itu, ia memastikan pemerintah akan berupaya meminimalisasi dampak dari Covid-19 terhadap sisi permintaan maupun sisi produksi di dunia usaha. “Kami akan terus menggunakan dukungan fiskal ini digabungkan dengan dukungan Bank Sentral agar kami dapat memulihkan perekonomian dari tantangan yang sangat luar biasa yang kami hadapi saat ini.”

Baca juga: Rasio Pajak di RI Rendah, Sri Mulyani Kritisi Soal Reformasi Perpajakan

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

1 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

2 hari lalu

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran jadi Presiden-Wapres RI, Program Makan Siang Gratis Mulus Masuk RAPBN 2025?

3 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran jadi Presiden-Wapres RI, Program Makan Siang Gratis Mulus Masuk RAPBN 2025?

Apakah program makan siang gratis yang dijanjikan sebelumnya dapat segera dibahas masuk RAPBN menyusul penetapan Prabowo sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya