5 Proyek Mangkrak yang Diselesaikan BKPM untuk Jaga Realisasi Investasi Asing
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 15 September 2020 05:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan penyelesaian proyek mangkrak pada semester I 2020 menjadi strategi BKPM menjaga realisasi investasi asing yang tidak turun terlalu dalam saat pandemi Covid-19.
BKPM berhasil menyelesaikan investasi mangkrak senilai Rp 411 triliun pada semester I 2020, dari total nilai investasi mangkrak sebesar Rp 708 triliun.
Tingginya realisasi investasi mangkrak inilah yang mendorong investasi tidak terkontraksi dalam, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengalami penurunan 30 hingga 40 persen di tengah pandemi Covid-19.
Bahlil memaparkan, dari total nilai Rp 411 triliun investasi mangkrak, terdapat lima perusahaan besar yang proses investasinya berhasil diselesaikan pada awal 2020.
Pertama, Lotte, perusahaan asal Korea Selatan yang nilai investasinya mencapai Rp 61,7 triliun di Cilegon, Banten. Bahlil mengatakan proyek tersebut sudah mangkrak selama 5 tahun.
"2020 awal sudah selesai urusan [investasinya], sekarang tinggal groundbreaking. Ini karena Covid-19 saja, tapi kami sudah sepakat Oktober atau November groundbreaking," katanya dalam pertemuan dengan Bisnis secara virtual, Senin, 14 September 2020.
<!--more-->
Kedua, Hyundai, dengan nilai investasi sebesar Rp 21,7 triliun. Bahlil menyebut proyek Hyundai tersebut sudah melalui proses groundbreaking.
Ketiga, yaitu proyek Vale di Sulawesi Tenggara, dengan nilai investasi mencapai Rp 39,2 triliun. Proyek ini merupakan konsorsium BUMN dengan perusahaan asal Jepang tersebut.
Keempat, proyek Rosneft di Tuban, Jawa Timur.
Kelima, proyek power plan di Tanjung Jati, Cirebon. Proyek ini telah mangkrak 6 tahun, nilai investasinya sebesar Rp 38 triliun.
Bahlil menambahkan, ke depan, ada 7 perusahaan yang akan merelokasi pabriknya dari Cina ke Indonesia. Ketujuh perusahaan tersebut berasal dari Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
"Dari tujuh itu, ada negara tetangga kita yang minta ke negara mereka dan tawar lebih tinggi, jadi kompetisinya lebih tingi. Tapi, karena pelayanan dari Tim Mawar kami bagus, mereka tidak jadi pergi," tutur Bahlil.
Adapun, BKPM mencatat realisasi investasi modal asing dan dalam negeri pada semester I 2020 mencapai Rp 402,6 triliun atau 49,3 persen dari target pada tahun ini.
Investasi pada kuartal II 2020 hanya terkoreksi tipis dibandingkan dengan kuartal I 2020. BKPM mencatat realisasi investasi langsung sebesar Rp 191,9 triliun sepanjang kuartal II. Angka itu lebih rendah sebesar Rp 18,8 triliun bila dibandingkan dengan realisasi kuartal I sebanyak Rp 210,7 triliun.
BISNIS
Baca juga: Investasi dari Singapura Tetap Tinggi Saat Resesi, Apa Sebabnya?