Lembaga Demografi UI Beberkan Serentetan Masalah Tenaga Kerja dalam Omnibus Law

Jumat, 11 September 2020 17:56 WIB

Ribuan massa buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama-sama dengan elemen serikat pekerja yang lain melakukan aksi demo di depan gedung DPR RI, Jakarta, Selasa 25 Agustus 2020. Dalam aksinya massa buruh menolak omnibus law RUU Cipta Kerja dan Stop PHK. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Demografi Universitas Indonesia (UI) membeberkan sejumlah masalah dan tantangan dalam pasar tenaga kerja indonesia. Sejumlah masalah ini terjadi di tengah pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja yang sedang berlangsung.

Kepala Lembaga Demografi UI Turro Selrits Wongkaren mengatakan supply tenaga kerja saat ini kian bertambah akibat bonus demografi. Tapi aturan mainnya masih Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

"Kondisi 17 tahun yang lalu sangat berbeda dengan kondisi sekarang," kata Turro dalam webinar di Jakarta, Jumat, 11 September 2020.

Dalam 17 tahun ini, kata Turro, penduduk Indonesia sudah bertambah hingga 40 juta lebih. Sehingga mau tidak mau, terjadi perubahan signifikan pada pasar tenaga kerja di Indonesia. Hingga Februari 2020 saja, angkatan kerja di Indonesia sudah mencapai 138 juta orang.

Ke depan, jumlah ini akan terus bertambah. Jika tidak diimbangi dari segi demand side alias penyerapan tenaga kerja, maka akan muncul kelompok pengangguran baru. Bonus demografi yang mencapai puncak pada 2020 hingga 2024 ini berubah menjadi bencana demografi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Di tengah situasi ini, pemerintah kemudian menawarkan kebijakan Rancangan UU Omnibus Law Cipta Kerja. Menurut Turro, RUU ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Sehingga, dapat menyerap angkatan kerja.

Tapi, Turro mengingatkan perlunya keseimbangan antara perusahaan yang menghadapi ketidakpastian, terutama di masa pandemi ini, dengan perlindungan pekerja. Sehingga, pembahasan RUU ini dinilai harus mendengarkan masukan pihak yang terlibat. "Harus selalu ada dialog di negara ini," kata dia.

Di tengah masalah ini, sejumlah poin dalam Global Talent Competitiveness Index (GCTI) 2020 dinilai bisa menjadi indikator perbaikan pasar tenaga kerja Indonesia. Keempatnya yaitu enable, attract, growth, dan retain.

Pada poin enable, pemerintah perlu membuat situasi yang memungkinkan pekerja bekerja dengan optimal. Salah satunya menekan angka korupsi. "Kalau banyak korupsi, orang mikir saya mau kerja kok uang saya sudah diambil duluan?"

Dalam poin attract, pemerintah harus memastikan para pekerja mau tetap bertahan di wilayah kerja mereka masing-masing. Pekerja di kota tetap di kota, yang di daerah tetap di daerah. Kuncinya adalah tidak ada diskriminasi di dalam pekerjaan.

<!--more-->

Dalam poin growth, seorang pekerja harus dipastikan bisa memperbaiki keahlian dan pengetahuannya dalam bekerja. Lalu poin terakhir yaitu retain, bagaimana memastikan pekerja bisa tetap bertahan di pekerjaannya. "Salah satu caranya yaitu dengan memberikan perlindungan bagi mereka," kata Turro.

Baca juga: Targetkan Omnibus Law Disahkan Oktober, BKPM: Persempit Celah Pungli

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

2 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

2 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

2 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

2 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

2 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

2 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

10 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

12 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

37 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya