Strategi Travel Bubble Belum Jalan, Wishnutama: Harus Hati-hati
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 5 September 2020 15:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah belum kunjung merealisasikan strategi travel bubble untuk membuka gerbang pariwisata bagi negara lain dengan kerja sama khusus. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan pelaksanaan travel bubble harus hati-hati.
“Travel bubble ini harus hati-hati. Yang penting harus kami pastikan dulu bahwa program protokol kesehatan dapat terlaksana,” ujar Wishnutama saat dihubungi Tempo, Jumat, 4 September 2020.
Wishnutama menjelaskan, kesuksesan pemerintah dalam menggalakkan protokol kesehatan merupakan kunci utama untuk membuka gerbang perbatasan. Dengan begitu, kepercayaan wisatawan untuk datang ke Indonesia kembali pulih.
Wacana travel bubble mengemuka setelah pemerintah melonggarkan PSBB. Travel bubble adalah pembukaan zona batas lintas negara yang memungkinkan warganya bepergian asal tidak melampaui area yang sudah ditetapkan.
Wishnutama menyebut, konsep travel bubble dibatasi oleh destinasi. Artinya, turis hanya dapat menyambangi destinasi tertentu di kota-kota yang sudah ditentukan. Strategi ini semula disiapkan dengan empat negara, yaitu Cina, Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Rencananya, travel bubble akan dilaksanakan pada Juli, namun mundur.
<!--more-->
Menurut Wishnutama, sejumlah negara masih berpikir ulang untuk membuka pintu wisata dan menjalin kesepakatan satu sama lain. Bahkan, kata dia, Australia sebagai penggagas utama strategi ini pun belum kunjung merealisasikannya.
“In reality, travel bubble di Australia pun belum berjalan. Jadi memang tidak bisa ujug-ujug dibuka. Nanti malah urusannya, mundurnya pariwisata lebih jauh lagi,” ucapnya.
Adapun untuk membuka gerbang kunjungan asing, Wishnutama mengatakan Indonesia akan melaksanakan tiga tahapan. Tahap pertama, gerbang dibuka untuk kepentingan business essential lebih dulu.
Saat ini, ada dua negara yang sudah menjalin kerja sama business essential dengan Indonesia, yaitu Korea Selatan dan Uni Emirate Arab. Satu lainnya, yaitu Cina, masih dalam proses persiapan kerja sama.
Kemudian tahap kedua adalah bisnis umum dan tahap ketiga barulah untuk keperluan wisata. Sembari menunggu pintu wisatawan asing dibuka, Wishnutama mengatakan Indonesia bakal mengandalkan kunjungan wisatawan domestik. “Yang akan kami kencangkan adalah turis domestik untuk meng-cover kehilangan (wisatawan asing),” ucapnya.
<!--more-->
Kunjungan wisatawan asing ke Indonesia hingga akhir 2020 diprediksi bakal anjlok 12 juta orang dibandingkan tahun lalu. Sampai pengujung tahun ini, jumlah turis mancanegara diperkirakan hanya 5 juta, sedangkan tahun lalu mencapai 17 juta orang.
Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan pariwisata dalam negeri mengalami penurunan hingga 60 persen. Bila pemulihannya berjalan lebih lambat, dampak penurunannya dapat lebih tajam, yakni mencapai 80 persen.
Baca juga: Wishnutama Sebut 3 Subsektor Ekonomi Kreatif Ini Paling Potensial Diekspor
FRANCISCA CHRISTY ROSANA