Airlangga Hartarto: Kita Tak Persoalkan Resesi atau Tidak, Tapi...
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 30 Agustus 2020 11:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebuah negara disebut masuk ke zona resesi apabila pertumbuhan ekonominya semakin turun dalam dua kuartal berturut-turut. Tapi, jika ada perbaikan dari angka sebelumnya, makanya negara secara teknis tak masuk resesi.
"Namun hari ini kita tidak persoalkan itu resesi atau bukan resesi. Tetapi yang paling penting kita jaga kehidupan masyarakat dengan social safety net dan kemudian kita menjaga agar pertumbuhan tetap terlihat," ujar Airlangga di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 30 Agustus 2020.
Airlangga menjelaskan, pemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020. Pasalnya pada triwulan II 2020, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif 5,3 persen.
Dampak Covid-19, ujar Airlangga, sejatinya tidak hanya terasa di Indonesia. Sebab, virus Corona juga telah menyebar di 215 negara dan menjangkiti sedikitnya 24 juta orang. Lebih dari 827 ribu orang meninggal. "Dari segi ekonomi kita lihat 215 negara memasuki pertumbuhan yang negatif," ujar dia.
Di kawasan Asean saja, Airlangga melihat Malaysia mencatatkan pertumbuhan minus 17 persen di kuartal II 2020, Filipina minus 16,5 persen, Singapura minus 12,6 persen, dan Thailand minus 12,2 persen. Sementara, negara lain seperti Inggris mencatat kontraksi yang lebih dalam, yaitu minus 21,7 persen.
<!--more-->
Begitu pula Prancis yang minus 19 persen dan Amerika Serikat yang minus 19,5 persen. Adapun Indonesia sendiri pada triwulan II 2020 tumbuh negatif 5,3 persen. Menutur dia, negara bisa disebut masuk ke zona resesi apabila dalam dua kuartal pertumbuhan ekonomi semakin turun. "Tetapi kalau ada perbaikan dari minus 5 misalnya, ke angka yang lebih rendah maka itu technically bukan resesi."
Karena itu, Airlangga berujar Presiden Joko Widodo telah meminta jajarannya agar melakukan koordinasi gas dan rem dilakukan di masa pagebluk ini. Gas dilakukan pada pemulihan sisi ekonomi dan sosial masyarakat. Sementara, rem yang dimaksud berkaitan dengan mengendalikan kesehatan masyarakat. "Ditambahkan safety belt di sektor keuangan."
Guna mencapai pemulihan sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi tersebut, Airlangga mengatakan pemerintah telah mencanangkan kegiatan Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Tumbuh. Dalam rangka tersebut, pada hari ini pun pemerintah menggelar kampanye agar masyarakat menggunakan masker.
"Tentu tadi disampaikan, kampanye yang kita lakukan arahan Bapak Presiden secara bertahap dan dalam waktu masing-masing satu bulan, yaitu gerakan 3M, memakai masker akan dilanjutkan mencuci tangan dan menjaga jarak," tutur Airlangga.
Baca juga: Sebut Resesi Tidak Bisa Dihindarkan, Indef Ingatkan Implikasinya ke Masyarakat