Sri Mulyani Sebut Momen Krisis sebagai Pemicu Reformasi, Begini Penjelasannya

Jumat, 14 Agustus 2020 15:34 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Rapat kerja tersebut beragenda mendengarkan penjelasan tentang PMK No. 70/PMK.05/2020 tentang penempatan uang negara pada bank umum dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan momen krisis ekonomi karena pandemi Covid-19 saat ini bisa digunakan sebagai pemicu reformasi untuk masa depan.

Dia menceritakan, Indonesia selama 20 tahun terbukti mampu menjaga disiplin fiskal defisit APBN di bawah angka 3 persen. "Inilah yang membentuk kebijakan makro ekonomi yang kuat dan sustainable," kata Sri Mulyani melalui akun media sosial Facebook, Jumat, 14 Agustus 2020.

Pandemi Covid-19, menurut Sri Mulyani, telah mengubah secara dramatis perhitungan anggaran dan perekonomian Indonesia. Saat pergerakan ekonomi melemah, penerimaan negara turun, dan belanja negara yang menjadi harapan utama untuk pemulihan ekonomi meningkat tajam. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan memperlebar batasan defisit APBN.

Agar aktivitas ekonomi terus berlanjut dan terwujud lebih cepat, pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang dan memperluas dukungan untuk perlindungan sosial, UMKM, dan sektor padat karya. Dia berharap dengan pendekatan tersebut, ekonomi akan kembali bangkit.

"Pada tahun 2021 dukungan stimulus fiskal akan mulai dikurangi seiring dengan ekonomi yang diharapkan tumbuh dan bergerak dengan perkiraan defisit 5,04 persen, 4 persen di tahun 2022, dan kembali di bawah 3 persen di tahun 2023," ucap Sri Mulyani.

<!--more-->

Selain mengelola defisit secara prudent, pemulihan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi butuh keberlanjutan agenda reformasi. Reformasi di berbagai bidang seperti perlindungan sosial, pendidikan, kesehatan tersebut juga membuat peran pemerintah daerah menjadi sangat penting.

"Reformasi membangun iklim investasi untuk mempercepat pemulihan ekonomi melalui omnibus law Cipta Kerja terus diupayakan agar tahun ini dapat disetujui oleh DPR," tutur Sri Mulyani.

Untuk menggenjot penerimaan negara, kata Sri Mulyani, reformasi perpajakan akan terus dilanjutkan. Caranya, dengan membangun dukungan sistem terintegrasi dengan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) seperti penerimaan royalti dan dividen BUMN, serta perpajakan atas aktivitas ekonomi digital.

Kendati usaha akselerasi pembangunan infrastruktur sedikit diperlambat karena kondisi pandemi, menurut Sri Mulyani, bukan berarti proyek dihentikan sama sekali. Sebab, kelak akan mempengaruhi kecepatan Indonesia menuju upper middle income country.

Oleh karena itu, pemerintah di masa mendatang tak lagi akan menggantungkan sumber pembiayaan dari APBN dan utang BUMN agar sustainable di jangka panjang. Dengan begitu diharapkan kepercayaan pada aktivitas investasi dan konsumsi bakal tetap tinggi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat. "Ayo jaga terus optimisme, sama-sama kita berjuang untuk bangkit," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Kenang 22 Tahun Lalu, Sebut Jokowi Dapat Berkah dari Krisis Ekonomi

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

8 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

12 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

15 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya