BPS Umumkan Juli Deflasi 0,1 Persen, Apa Saja Pemicunya?
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 3 Agustus 2020 11:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat laju indeks harga konsumen atau IHK selama Juli 2020 mengalami deflasi sebesar 0,1 persen. Kondisi ini berbeda dengan IHK bulan Juni 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.
“Pertumbuhan ekonomi di berbagai negara mengalami perlambatan dan kontraksi. Belum lagi eskalasi ketegangan dan harga fluktuatif cenderung menurun kecuali emas yang bagus akhir-akhir ini sehingga membuat inflasi di negara rendah bahkan cenderung deflasi,” kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin, 3 Agustus 2020.
Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juli tercatat sebesar 0,98 persen dan inflasi tahun ke tahun adalah sebesar 1,54 persen. Dari 90 kota dalam pantauan BPS, deflasi terjadi di 61 kota dan 29 lainnya mengalami inflasi.
Adapun deflasi didorong oleh tiga kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Di antaranya perumahan air listrik dan bahan rumah tangga yang mengalami deflasi 0,01 persen; pengeluaran di sektor transportasi 0,17 persen; serta makanan, minuman, dan tembakau 0,73 persen. Di kelompok makanan, minuman, dan tembakau, deflasi disebabkan oleh penurunan harga bawang merah dan penurunan harga daging ayam ras yang cukup tajam.
Sejumlah ekonom sebelumnya memperkirakan laju bakal tertekan pada Juli 2020. Salah satu pemicu rendahnya tingkat kenaikan harga tersebut adalah sisi permintaan yang belum membaik di tengah pandemi Covid-19.
<!--more-->
Kepala Ekonom BCA David Sumual memprediksi inflasi pada Juli 2020 sebesar 1,74 persen (yoy) dan 0,09 persen (mtm). “Di sisi lain, rupiah masih stabil, memang sempat melemah tipis sepanjang Juni 2020 dan sejauh ini produsen belum menaikkan harga karena demand belum pulih,” ucapnya, Ahad, 2 Agustus 2020.
Sementara itu, ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi memperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,01 persen (mtm) dan inflasi sebesar 1,09 persen (yoy) pada Juli 2020. Deflasi terjadi sebagai akibat dari masih lemahnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
“Deflasi juga terjadi sebagai akibat menurunnya tekanan inflasi dari sisi penawaran, karena mulai meningkatnya pasokan barang dan jasa seiring dengan mulai dibukanya sembilan sektor pada perekonomian Indonesia,” katanya.
Pada bulan lalu, BPS mencatat laju inflasi sepanjang Juni 2020 hanya sebesar 0,18 persen. Inflasi bulan lalu disumbang oleh sejumlah kelompok barang. Di antaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami 0,12 persen dan memberikan andil terbesar pada inflasi Juni 2020, yaitu 0,47 persen.
BISNIS