Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Hariyadi Sukamdani dalam Seminar Nasional Peran Serta Dunia Usaha Dalam Membangun Sistem Perpajakan dan Moneter di Kempinski Grand Indonesia Ballroom. Jakarta, 14 September 2018. TEMPO/Candrika Radita Putri
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai peluang pelaku usaha retail modern untuk melakukan ekspansi bisnis pada semester II 2020 akan sulit.
Menurut Hariyadi, penurunan daya beli masyarakat masih menjadi penyebab utama yang menjadi kendala bagi pelaku retail modern untuk melebarkan sayap bisnis.
"Menurut saya posisi pelaku retail modern masih stagnan karena daya beli menurun sekali. Sehingga dengan kapasitas yang ada saat ini, belum tentu penjualan bisa kembali seperti sebelum pandemi," kata Hariyadi kepadaBisnis, Senin, 20 Juli 2020.
Menurut dia, nilai konsumsi rumah tangga sebagai pangsa utama pebisnis ritel modern yang menyusut juga menjadi kendala lain dalam melakukan ekspansi.
Adapun, jelasnya, situasi saat ini cukup menyulitkan mengingat anjloknya daya beli masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak diimbangi dengan belanja masyarakat segmen menengah ke atas yang lebih memilih untuk menyimpan uang.
Namun demikian, jika penanganan Covid-19 di Tanah Air berjalan maksimal, tidak tertutup kemungkinan pelaku usaha ritel modern melakukan ekspansi paling cepat pada kuartal II 2021. Dengan catatan, masyarakat sudah percaya diri untuk beraktivitas.
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
9 hari lalu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.