Singapura Resesi Akibat Covid-19, Sri Mulyani: Kami Waspadai
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 16 Juli 2020 07:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai pelemahan ekonomi global akibat pandemi Covid-19 yang telah menghantam Singapura ke dalam kondisi resesi.
"Untuk kita tentu kami waspadai, karena bagaimana pun juga engine of growth kita adalah konsumsi, investasi dan ekspor. Kali ini pemerintah akan menggunakan seluruh mekanisme anggarannya untuk mensubstitusi pelemahan di sisi konsumsi, investasi maupun ekspor," ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Rabu, 15 Juli 2020.
Menurut Sri Mulyani, resesi terjadi di Singapura lantaran negara tersebut sangat bergantung kepada perdagangan internasional. Di sisi lain, Negeri Singa mengambil kebijakan circuit break yang menghentikan seluruh kegiatan ekonominya. Di sisi lain, terjadi pelemahan ekonomi secara global.
"Perekonomian dari Singapura itu kan peranan dari global demand sangat besar, karena ekspornya lebih dari seratus persen dan ekonomi mereka kecil sehingga domestic demand tidak bisa mensubstitusi," ujar Sri Mulyani.
Sebagai antisipasi kondisi yang sama terjadi di Tanah Air, Sri Mulyani mengatakan selain menggeber program-program dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pemerintah juga mendorong pulihnya sektor keuangan, seperti perbankan. Misalnya, dengan menggunakan penempatan dana di perbankan dengan suku bunga rendah.
<!--more-->
"Kita meluncurkan kredit yang diberikan jaminan sehingga korporasi dengan dengan dunia usaha utamanya yang kecil dan menengah bisa bangkit kembali karena itu salah satu darah dari perekonomian kita. Tentu itu juga dengan protokol kesehatan karena kalau covid meningkat secara tidak terkendali, kita tidak mungkin lagi lakukan aktivitas ekonomi yang aman," ujar Sri Mulyani.
Dilansir dari BBC, belakangan ini, melorotnya perdagangan global telah menimpa sektor manufaktur Singapura yang bergantung pada ekspor. Aktivitas industri konstruksi mandek dan para peritel menyaksikan jatuhnya taraf penjualan dalam laju ekstra cepat.
Singapura pun menyusul Jerman dan Jepang menjadi negara yang secara teknis sudah terperosok ke dalam kondisi resesi setelah dalam dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif. Singapura mesuk ke lembah resesi setelah mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal II 2020.
Pada Selasa, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengumumkan bahwa secara kuartalan ekonomi Negeri Singa terkontraksi 41,2 persen pada April-Juni 2020. Adapun secara tahunan PDB Singapura tercatat menciut 12,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Otoritas Singapura mengatakan mereka memprediksi PDB akan menyusut 4-7 persen pada 2020 ini. Kementerian Perdagangan dan Industri melaporkan PDB Singapura menyusut 41,2 persen dari periode April hingga Juni. Sedangkan tiga bulan sebelumnya, PDB turun 3,3 persen. “Ini artinya Singapura telah memasuki masa resesi teknis, yang ditandai kontraksi ekonomi selama dua kuartal berturut-turut,” begitu dilansir Channel News Asia.