TEMPO.CO, Kupang - Kapal Motor (Kasih) 25 yang berlayar dari Pelabuhan Tablolong, Kabupaten Kupang menuju Rote Ndao, Minggu, 5 Juli 2020 tenggelam di perairan Puku Afu. Dua orang dinyatakan meninggal dan enam orang masih hilang.
"Dari 28 penumpang kapal, 2 orang dinyatakan meninggal, sedangkan enam masih dalam pencarian," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang Emi Frizer kepada media ini, Senin, 6 Juli 2020.
Hingga saat ini, Tim Basarnas masih melakukan pencarian terhadap enam penumpang lain yang masih hilang.
Kapal berpenumpang 28 orang itu dilaporkan tenggelam sekitar pukul 14.00 Wita, karena cuaca buruk yang melanda perairan NTT. Saat tenggelam dua penumpang berhasil diselamatkan Kapal Bahari Expres yang kebetulan melintas di perairan itu.
Sedangkan puluhan lainnya berhasil diselamatkan setelah tim SAR melakukan pencarian sejak Minggu kemarin.
Berdasarkan laporan yang diterima Kantor KSOP Kelas III Kupang, kapal nelayan Kasih 025 berangkat dari Tablolong menuju Rote pada Minggu pagi, 5 Juli. Kapal berukuran GT 13 yang memiliki panjang 15,55 meter dan lebar 3,1 meter ini tidak berangkat dari pelabuhan, melainkan dari Syahbandar di Pelabuhan Perikanan di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan NTT.
Dalam perjalanan, kapal nahas itu diduga dihantam ombak setinggi 2-4 meter. Tak lama setelah kejadian itu, Kapal Cepat Express Bahari tujuan Rote-Kupang yang sedang melintas kepada Stasiun Radio Pantai bahwa terdapat kapal tenggelam. Awal kapal cepat meminta segera dikirimkan bantuan evakuasi dan pencarian.
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz
2 hari lalu
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz
Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
13 hari lalu
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.