Bos BI Lebih Optimistis Ketimbang Sri Mulyani soal Kurs Rupiah

Senin, 22 Juni 2020 16:19 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat mengkiuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli 2019. Rapat kerja tersebut beragendakan pembahasan laporan realisasi semester I dan prognosis semester II pelaksanaan APBN TA 2019 serta Laporan dan pengesahan hasil pembahasan panja perumus kesimpulan. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar di pasar spot pada tahun 2021 akan menguat. Ia memperkirakan pergerakan rupiah berkisar di level Rp 13.700-14.300 per dolar AS.

"Menguat dari 2020 yang akan berada dalam kisaran Rp 14.000-14.600 per dolar Amerika Serikat," tutur Perry dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Senin, 22 Juni 2020, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Hingga 19 Juni 2020, nilai tukar rupiah mengalami penguatan sebesar 3,62 poin secara point to point atau 5,65 poin dibandingkan dengan rata-rata bulan sebelumnya. Perry meramalkan, nilai tukar rupiah terus menguat seiring dengan dorongan pelbagai sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri.

Arus modal asing, misalnya, disebut telah mulai masuk. Pada triwulan II yang tercatat hingga 15 Juni, ia menyatakan terjadi capital inflow atau arus modal masuk tercatat sebesar US$ 7,3 miliar.

Penguatan nilai tukar pun ditopang pula oleh tingginya imbal hasil aset keuangan domestik, membaiknya kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia, dan menurunnya ketidakpastian pasar keuangan dunia. Di sisi lain, kata dia, faktor rendahnya inflasi hingga turunnya current account deficit (CAD) juga mendorong pergerakan nilai tukar.

Dengan begitu, Perry berpendapat rupiah bisa terus menguat dan akan mendukung pertumbuhan ekonomi secara nasional. Proyeksi yang disampaikan Perry berbeda dengan prediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani sebelumnya memperkirakan kurs rupiah pada tahun depan akan bergerak di kisaran Rp 14.900-15.300 per dolar Amerika Serikat. Asumsi ini lebih baik ketimbang sebelumnya yang diindasikan bertengger di kisaran Rp 14.900-15.500 per dolar AS.

"Nilai tukar sedikit menguat dari dokumen KEM-PPKF (kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal) yang waktu itu disusun pada April ketika situasi volalitas nilai tukar tinggi," ujar Sri Mulyani.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

6 jam lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

9 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

11 jam lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

11 jam lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

14 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

16 jam lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

16 jam lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

16 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya