Sri Mulyani Jelaskan Penerimaan Perpajakan Tahun Depan Bisa Minus

Kamis, 18 Juni 2020 16:25 WIB

Dari kiri Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala Kantor Staf Presiden ( KSP) Moeldoko menghadiri Rapat Terbatas tentang Dana Otonomi Khusus Papua yang dipimpin Presiden Jokowi, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020. Menhub jatuh sakit dengan gejala tifus serta memiliki riwayat asma. Instagram/@Sekretariat.kabinet

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan penerimaan perpajakan pada 2021 diperkirakan berkisar mulai -1,5 hingga 6,1 persen bila dibandingkan dengan outlook 2020. Menurut dia, angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan perpajakan selama 5 tahun yang mencapai 6,2 persen.

Dalam rapat sidang paripurna keempat DPR yang digelar pada Kamis, 18 Juni 2020, Sri Mulyani menjelaskan proyeksi tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian dan dinamika ekonomi sepanjang tahun ini. Kondisi itu pun tak lepas dari situasi pandemi virus corona yang mewabah secara global.

"Pemerintah menyadari salah satu tantangan dalam melakukan perkiraan target perpajakan 2021 adalah adanya ketidakpastian dan dinamika perekonomian di tahun 2020 yang menjadi dasar baseline perhitungan perpajakan," tuturnya di Kompleks Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Selain kondisi 2020, pendapatan perpajakan pun bakal didorong oleh asumsi ekonomi makro pada 2021 dan kebijakan insentif perpajakan yang akan diberikan nantinya. Di samping itu, impelentasi pelaksanaan Omnibus Law Perpajakan dan strategi optimalisasi penerimaan pajak juga menjadi faktor penunjangnya.

Besaran rasio perpajakan pada 2021 diproyeksikan berkisar antara 8,25 - 8,63 persen terhadap PDB. Sementara itu scara historis sejak 2014 hingga 2019, kontribusi penerimaan perpajakan berkisar 74-79 persen terhadap total pendapatan nasional.

Sri Mulyani menjelaskan, dalam penentuan target penerimaan perpajakan 2021 agar realistis, pemerintah telah melakukan perhitungan dengan dengan mempertimbangkan berbagai aspek baik dari faktor internal dan eksternal. Meski demikian, ia memastikan pemerintah terus berupaya untuk mencapai target perpajakan di level yang masih positif.

Hal itu bisa terjadi bila perekonomian Indonesia berangsur-angsur mulai pulih setelah pandemi. Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan mencapai kisaran 4,5-5,5 persen.

"Dengan pertimbangan perekonomian yang sudah mulai pulih tersebut, Pemerintah memperkirakan penerimaan perpajakan secara nominal juga akan mulai tumbuh walaupun belum terlalu tinggi," tuturnya.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

2 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

23 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya