Daftar Deretan Nama Milenial di Kursi Bos Perusahaan BUMN
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 18 Juni 2020 12:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menakhlikkan janjinya untuk mengangkat nama-nama milenial menduduki kursi bos di perusahaan pelat merah. Janji tersebut pernah dilontarkan pada Januari 2020 lalu, tepatnya setelah tiga bulan dia menjabat sebagai menteri.
"Di BUMN, direksi komisaris 10-15 perempuan, dan 5-10 persen milenial. Saya buka kesempatan milenial jadi direksi tapi siap adaptasi dan belajar atas perubahan," katanya di Jakarta pada 28 Januari 2020.
Belum lama ini, Erick mendapuk Fadli Rahman, pemuda berusia 33 tahun, menjadi Komisaris di Pertamina Hulu Energi melalui rapat umum pemegang saham. Dikutip dari situs resmi perusahaan, Fadli Rahman lahir pada 5 Juli 1986. Ia menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina Hulu Energi sejak 20 Januari 2020.
Fadli Rahman merupakan lulusan Ekonomi Mineral dan Energi Colorado School of Mines (CSM) pada 2016 (gelar Ph.D) dan 2013 (gelar M.S). Sebelumnya, dia meraih gelar Bachelor of Science di ITB pada 2007.
Ia sempat menjadi Principal di Boston Consulting Group sedari 2016 dan dipercaya sebagai Senior Field Engineer di Schlumberger pada 2008-2011. Setahun sebelum itu, Fadli menjadi Reservoir Engineer.
Fadli Rahman bukan satu-satunya komisaris yang berasal dari kalangan milenial. Musababnya, Erick juga mendapuk Adrian Zakhary, 32 tahun, sebagai Komisaris PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.
Seperti dinukil dari laman resmi PTPN VII, Adrian adalah komisaris independen yang sebelumnya sempat menjabat sebagai Komisaris PTPN II. Dari latar pendidikannya, dia adalah lulusan Teknik & Manajemen Industri Pertanian Universitas Padjadjaran dan Magister Ilmu Ekonomi dari Universitas Indonesia.
Adrian sempat menjabat sebagai CEO PT Visualogy Teknologi pada 2018 hingga 2020, Pemimpin Redaksi & COO Verta TV & vertanews.id pada 2019, dan Senior Consultant Digital Marketing & Pengembangan Bisnis Douyu di Asia Tenggara pada 2018.
Kiprahnya tak hanya dimulai dari situ. Setahun sebelumnya, Adrian menempati jabatan sebagai Senior Manager Business Dev & Product Operation Alibaba Group. Dia juga tercatat pernah menjadi Executive Producer (Section Head) MNC Group pada 2016 hingga 2017, jurnalis & produser televisi serta Product Manager di NET TV pada 2012 hingga 2016, dan jurnalis, creative, & live presenter di Trans TV pada 2010 hingga 2012.
<!--more-->
PTPN VIII mengklaim Adrian tidak memiliki afiliasi baik dengan anggota komisaris lainnya. Apalagi dengan anggota dewan direksi maupun pemegang saham utama dan pengendali perusahaan.
Tak hanya menempatkan milenial di kursi komisaris pelat merah, Erick berencana mengangkat sosok-sosok muda untuk menduduki jabatan dewan direksi. Belakangan, Erick santer dikabarkan bakal menggandeng Muhammad Fajrin Rasyid masuk jajaran direksi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias Telkom. Dalam rapat umum pemegang saham Telkom pada Jumat, 19 Juni, co-founder dan Presiden Bukalapak itu disebut-sebut bakal menduduki salah satu direktur.
Sejumlah sumber Tempo menyebutkan, Fajrin telah mengikuti assesment untuk menjadi direktur perusahaan milik negara itu. “Hasilnya bagus sekali,” kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya, dengan alasan Telkom adalah perusahaan terbuka, Rabu 17 Juni 2020.
Dihubungi Tempo, Fajrin menolak berkomentar. “Sekarang saya masih aktif sebagai Presiden Bukalapak,” ujar alumni Institut Teknologi Bandung berusia 34 tahun itu.
Fajrin merupakan pendiri Bukalapak bersama Ahmad Zaky. Ia menjadi presiden salah satu unicorn (perusahaan rintisan dengan valuasi minimal US$ 1miliar) itu sejak 2018. Bukalapak mengklaim menghimpun 5 juta pelapak daring dan lebih dari 3 juta pelapak luring (offline). Valuasi perusahaan itu pada tahun lalu diperkirakan US$ 2,5 miliar, dengan masuknya investor antara lain Emtek, GIC, Ant Financial, Naver, dan 500 Startups.
Fajrin sebelumnya bekerja di Boston Consulting Group. Dengan pengalamannya itu, Fajrin diperkirakan akan menjadi direktur yang mengurusi bisnis digital atau teknologi.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menolak menjawab pertanyaan Tempo soal ini. “Saya akan bicara setelah RUPS saja,” kata dia. Yang jelas, ia sebelumnya menyatakan akan ada direktur Telkom berusia di bawah 40.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | TIM TEMPO