Pemulihan Ekonomi, Chatib Basri: Stimulus Fiskal Lebih Efektif

Rabu, 17 Juni 2020 19:58 WIB

Chatib Basri. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan stimulus fiskal dapat memberikan efek kejut untuk memulihkan perekonomian Indonesia yang anjlok akibat pandemi virus Corona (Covid-19).

Dampak kebijakan fiskal pun, menurut Chatib, lebih luas dan efektif dibandingkan kebijakan moneter. Terbukti, tingkat suku bunga acuan Indonesia saat ini sudah sangat rendah. Namun, roda perekonomian tetap belum bisa bergerak.

Chatib yakin hal utama yang perlu dilakukan saat ini sama seperti saat 2013, ketika pemerintah memberikan bantuan sosial ini akan mendorong konsumsi rumah tangga. "Ketika kita memberi uang kepada kelompok miskin, mereka langsung digunakan untuk belanja," katanya dalam diskusi online, Rabu, 17 Juni 2020.

Dalam bayangannya, Chatib menyebutkan, bantuan sosial atau bantuan tunai langsung (BLT) bisa diberikan pemerintah selama empat bulan. Bantuan itu diberikan kepada 40 persen kelompok masyarakat terbawah atau sekitar 150 juta masyarakat Indonesia. Data tersebut sesuai dengan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Bank Dunia (World Bank).

Asumsinya ada 30 juta keluarga yang harus dibantu oleh pemerintah dalam situasi pandemi Covid-19. Jika bantuan tersebut berkisar Rp 1 juta per bulan per kepala keluarga, maka pemerintah harus menyiapkan anggaran hingga Rp 30 triliun per bulan.

Advertising
Advertising

Artinya, jika bantuan diberikan selama empat bulan, artinya pemerintah butuh dana Rp120 triliun atau sekitar 0,75 persen dari total GDP (gross domestic bruto) untuk bansos. "Setelah kebijakan fiskal diterapkan, baru kebijakan lain dapat diterapkan, misalnya kebijakan moneter atau stimulus untuk sektor-sektor produktif," ucap Chatib dalam webinar yang digelar oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan dan The Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) tersebut.

Secara terpisah, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyentil kepala-kepala daerah di Provinsi Banten yang suka mengulur izin penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) Dana Desa kepada masyarakat.

Halim tidak menyebut nama. Kendati demikian, kata dia, sikap kepala daerah tersebut membuat masyarakat terdampak Covid-19 menunggu terlalu lama, sementara mereka butuh bantuan tersebut untuk menyambung hidup.

"Kasus ini terjadi banyak di Banten. Desa sudah siap, dana siap, tapi kepala daerah belum mengijinkan (BLT Dana Desa disalurkan), karena mau dibareng sama bansos daerah," ujar Halim dalam konferensi pers daring dari Kantor Presiden, Rabu, 17 Juni 2020.

Padahal, kata Halim, dirinya kerap menyampaikan agar BLT dana desa segera disalurkan setelah musyawarah desa khusus atau musdesus dilakukan. "Jangan tunggu bareng-bareng. Kalau belum dapat izin kepala daerah begini, ya, kepala desa mana berani menyalurkan BLT ke masyarakat," ujarnya.

Sampai kemarin, 16 Juni, data BLT Dana Desa yang sudah salur sekitar 65.736 desa atau setara 96 persen dari total desa yang sudah menerima dana desa. Halim merinci, kabupaten/kota yang sudah 100 persen menerima dana desa sebanyak 291 kabupaten/kota. Kemudian, di 81 kabupaten/kota masih 75-99 persen desa yang sudah tersalurkan BLT; 24 kabupaten /kota di posisi 50-74 persen; 27 kabupaten/kota posisi 1-49 persen; dan 11 kabupaten/kota masih 0 persen.

BISNIS | DEWI NURITA

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

7 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Sebut Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran, Ini Gelontoran Dana Bansos Seiring Pemilu 2024

8 hari lalu

Putusan MK Sebut Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran, Ini Gelontoran Dana Bansos Seiring Pemilu 2024

MK sebut penyaluran bansos menjelang pemilu tak untungkan Prabowo-Gibran. Ini gelontoran dana bansos triliunan rupiah menjelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

9 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga

13 hari lalu

Gubernur BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga

Per hari ini di Google Finance, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pukul 09.27 WIB berada pada level Rp 16.282.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

14 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

16 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

16 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya