KRL Penuh, Kemenhub Ungkap Alasan Tak Naikkan Kapasitas

Reporter

Antara

Jumat, 12 Juni 2020 21:23 WIB

Petugas memasang tali pembatas antrean penumpang kereta tujuan Jakarta/Tanah Abang di pintu stasiun Lenteng Agung, Jakarta, Senin pagi, 8 Juni 2020. TEMPO/Charisma Adristy

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengungkapkan alasan tidak menaikkan kapasitas dari kereta rel listrik (KRL) yang kondisinya tetap penuh meski sudah dibatasi dalam masa normal baru ini.

“Kapasitas kami tidak berani meningkatkan. Banyak yang minta tapi sudah diskusi dengan KAI dan pakar risiko, angkutan KRL cukup tinggi karena banyaknya penumpang, strategi yang bisa dilakukan adalah mengatur antrean,” kata Zulfikri dalam diskusi virtual yang bertajuk “Kolaborasi untuk Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Transportasi” di Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020.

Ia menjelaskan KRL setiap harinya sudah mengangkut satu juta penumpang lebih dalam kondisi normal dan hal itu berisiko terhadap keselamatan jika semakin ditambah kapasitasnya.

“Saat ‘demand’ (permintaan) jauh melebih kapasitas tidak hanya ‘supply’ (ketersediaan) yang ditangani. KRL sudah tidak bisa (ditambah kapasitas) lagi dari sisi keselamatan. ,” katanya.

Karena itu, menurut Zulikri, upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memperpanjang jam operasional, namun serta mengatur di stasiun-stasiun yang terbilang padat, seperti Stasiun Bogor.

“Oleh karenanya kami koordinasi dari sisi perkeretaapian, dari sisi operasi maupun melakukan rekayasa penambahan kereta dengan menambah waktu operasi dari jam 16 WIB sampai malam. Ini menambah kapasitas selama PSBB 740 kereta sekarang hampir 940 kereta per hari dioperasikan,” katanya.

Peralihan dari moda kereta ke bus juga dibantu oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) agar antrean bisa diminimalisasi.

Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia Anne Purba dalam keterangannya sebelumnya mengatakan antrean terjadi karena banyak masyarakat yang sudah kembali bekerja, namun tampak tidak ada pengaturan dan pembedaan jam kerja dibanding masa sebelum Covid-19.

“Seluruhnya masih diminta untuk masuk kerja pada jam 8 hingga jam 9 pagi, dan pulang kerja pada jam 4 atau jam 5 sore. Pengaturan jam kerja ini sangat penting terutama bagi mereka yang menggunakan transportasi publik pada masa PSBB transisi ini, karena pembatasan dari segi jam operasional maupun kapasitas pengguna masih berlaku,” ujarnya.

Untuk KRL saat ini berlaku pembatasan pengguna sejumlah 35 – 40 persen dari kapasitas, atau sekitar 74 pengguna per kereta. Pembatasan ini ada agar terjaga jarak aman di antara pengguna di dalam KRL.

ANTARA

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Besok

1 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Besok

Penutupan sementara operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali diperpanjang hingga besok, Sabtu, 4 Mei 2024 pukul 18.00 WITA.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

Keputusan Kemehub menurunkan status 17 bandara internasional menjadi bandara domestik dinilai sebagai langkah yang tepat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

2 hari lalu

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

3 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

3 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

6 hari lalu

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

6 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

6 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

InJourney menilai penyesuaian bandara internasional ini berpengaruh positif terhadap konektivitas udara dan pariwisata Tanah Air.

Baca Selengkapnya