Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta. AP/Tatan Syuflana
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra menceritakan kondisi operasional perseroan di masa pandemi Covid-19.
Dalam kisahnya, ia menyebut pernah menemukan satu pesawat hanya terisi oleh empat penumpang.
"Walau cuma terisi empat penumpang, kami tetap terbang dan kami pastikan nomor satu adalah keamanan," ujar Irfan dalam Live Instagram bersama Tempo pada Senin petang, 8 Juni 2020.
Peristiwa itu terjadi dalam penerbangan angkutan niaga berjadwal atau angkutan reguler yang melayani penumpang dengan keperluan khusus. Meski beban operasionalnya berat, Irfan mengatakan perusahaannya tetap harus mengoperasikan armada untuk menjamin konektivitas masyarakat.
Apalagi, kata Irfan, Garuda Indonesia merupakan perusahaan pelat merah. Dengan begitu, emiten berkode sandi GIAA ini tidak hanya akan memikirkan untung dan rugi. "Saya kembalikan lagi khitahnya, jangan dibilang untung atau rugi," tuturnya.
Selama pandemi corona, pergerakan penumpang Garuda Indonesia telah melorot sebesar 90 persen. Sedangkan jumlah pesawat yang dikandangkan untuk sementara waktu mencapai 70 persen dari total armada.
Irfan mengakui kondisi tersebut berpengaruh besar bagi likuiditas perusahaan. Sebagai dampaknya, manajemen harus melakukan sejumlah efisiensi hingga renegosiasi utang untuk menjaga stabilitas perseroan.
Sam Ratulangi Ditutup usai Erupsi Gunung Ruang, Garuda Kembalikan Tiket hingga Ganti Jadwal
10 hari lalu
Sam Ratulangi Ditutup usai Erupsi Gunung Ruang, Garuda Kembalikan Tiket hingga Ganti Jadwal
Garuda Indonesia memberikan kompensasi berupa tiket penginapan untuk penumpang terdampak erupsi Gunung Ruang yang penerbangannya terkendala. Selain itu, Garuda juga memberikan pilihan refund atau perubahan jadwal penerbangan.