Lanjutkan Penguatan 6 Hari Berturut, IHSG Kembali Ditutup Hijau
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Rabu, 3 Juni 2020 16:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Selama enam hari perdagangan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat. Hari ini pun, Rabu 3 Juni 2020, pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali ditutup hijau, menguat 1,93 persen atau 93,50 poin ke level 4.941,01.
Pada perdagangan Selasa 2 Juni 2020 kemarin, IHSG ditutup di level 4.847,51 dengan lonjakan 1,98 persen atau 93,89 poin. Kemarin adalah reli kenaikan hari kelima beruntun sejak perdagangan Selasa 26 Mei 2020.
Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan para pelaku pasar mengapresiasi pembukaan kembali atau reopening aktivitas ekonomi secara bertahap baik di dalam maupun luar negeri. “Skenario kondisi new normal atau normal yang baru memberikan dampak psikologis positif bagi para pelaku pasar menjadi lebih optimistis. Adapun, data-data inflasi masih cenderung stabil,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa kemarin.
Adapun sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.847,52-4.960,07. Seluruh 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah positif, dipimpin oleh sektor pertanian yang menguat 3,21 persen, disusul sektor aneka industri yang menguat 2,66 persen.
<!--more-->
Tercatat 258 saham menguat, 150 saham melemah, dan 156 saham berakhir stagnan. Di pasar mata uang, nilai tukar rupiah juga ditutup meroket 320 poin atau 2,22 persen ke level Rp14.095 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
IHSG menguat sejalan dengan mayoritas bursa saham lainnya di Asia, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup naik masing-masing 0,72 persen dan 1,29 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 2,87 persen.
Seperti dilansir Bloomberg, bursa Asia mempertahankan momentumnya pada perdagangan Rabu karena investor menunjukkan lebih banyak optimisme pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona. Saham di seluruh dunia telah menguat selama delapan hari terakhir karena lebih banyak bisnis dibuka kembali dan data manufaktur menunjukkan ekonomi mulai kembali stabil setelah penutupan.
Meskipun ada banyak risiko, termasuk ketegangan hubungan AS-Cina yang dapat membahayakan kesepakatan perdagangan serta aksi protes keras dan penjarahan di sebagian besar AS. "Jika saya melihat pasar pulih dengan kurva V. Itulah yang dikatakan pasar kepada kita," ungkap salah satu pendiri Mobius Capital Partners, Mark Mobius, seperti dikutip Bloomberg.
BISNIS