Pesawat Lion Air di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Lion Air Group memutuskan memotong gaji seluruh karyawannya menyusul minimnya operasional perusahaan selama masa pandemi virus Corona berlangsung. Pemotongan ini dilakukan secara bervariasi berdasarkan besaran nominal gaji masing-masing pegawai.
"Semakin besar penghasilan, semakin besar nilai nominal potongannya. Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai dilaksanakan dan diterapkan pada Maret, April, Mei sampai waktu yang belum ditentukan," tutur Vice President Corporate Communication Lion Air Group, Danang Mandala, Rabu, 20 Mei 2020.
Keputusan perusahaan memangkas gaji pegawai telah melalui prosedur yang ditetapkan Kementerian Ketenagakerjaan. Sebelumnya, pihak manajemen lebih dulu melakukan perundingan dengan mitra usaha dan seluruh karyawan.
Selain memotong gaji, Lion Air pun menunda pemberian tunjangan hari raya atau THR kepada seluruh pegawainya. Pemberian THR dengan nominal sebagian hanya diberikan kepada kelompok pegawai berpenghasilan sama dengan upah minimum. Kelompok pegawai ini mayoritas bekerja sebagai tenaga kebersihan, pengamanan, pengemudi, porter, dan staf tertentu.
Adapun nilai nominal THR yang diberikan belum sepenuhnya ini rencananya akan dipenuhi jika operasional normal kembali dan kondisi perusahaan membaik. Kemudian, penundaan seluruhnya dilakukan untuk kelompok menengah seperti mekanik, awak kabin, dan staf. Pemberian THR ini akan dilaksanakan pada tahap berikut jika operasional penerbangan sudah normal kembali serta kondisi beranjak stabil.
Sedangkan pemberian THR kepada kelompok pegawai dengan penghasilan tinggi seperti penerbang (awak kokpit) dan pejabat struktural atau manajemen akan diberikan di tahap terakhir. Manajemen masih akan menunggu kondisi operasional penerbangan normal.
Pemotongan gaji dan penangguhan pemberian THR dilakukan setelah perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. "Pertimbangan utama ialah sebagai keluarga besar yang terdapat di dalamnya kurang lebih 29.000 karyawan menggantungkan pada bisnis ini untuk keberlangsungan hidup," tutur Danang.
Saat ini, Danang mengungkapkan bahwa manajemen masih terus memonitor, mengumpulkan data dan informasi, serta mempelajari kapan saatnya industri penerbangan domestik dan internasional akan beroperasi normal kembali. Lion Air Group juga tengah meminimalisasi beban yang ditanggung dari adanya wabah dengan berbagai cara lainnya.
Selama pandemi Corona, Lion Air hanya mengoperasikan 5 persen maskapainya dari kapasitas normal. Sebelumnya, rata-rata perseroan menerbangkan pesawat sebanyak seribu unit per hari.