Kadin Incar Investor Farmasi Jepang dan AS untuk Relokasi ke RI

Senin, 11 Mei 2020 14:56 WIB

Pegawai Philipp Hoffmann, dari perusahaan biofarmasi Jerman CureVac, menunjukkan alur kerja penelitian pada vaksin untuk penyakit virus Corona (COVID-19) di sebuah laboratorium di Tuebingen, Jerman, 12 Maret 2020. Foto diambil pada 12 Maret 2020. [REUTERS / Andreas Gebert]

TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) tengah membidik industri farmasi asal Amerika Serikat dan Jepang untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia, khususnya ke Kepulauan Riau. Saat ini, investor farmasi asal dua negara itu disebut tengah ancang-ancang hengkang dari Cina karena Covid-19.

"Jepang dan AS sekitar 85 persen perusahaan di bidang kebutuhan farmasi akan keluar dari Cina. Kami ingin menangkap peluang itu," ujar Ketua Umum Kadin Kepulauan Riau Akhmad Ma'ruf Maulana dalam konferensi virtual, Senin, 11 Mei 2020.

Akhmad mengatakan Kepulauan Riau potensial menjadi lokasi industri baru karena wilayahnya strategis dan dekat dengan Singapura. Apalagi, kata dia, Kepulauan Bintan yang berlokasi di provinsi ini telah menjadi destinasi wisata unggulan yang kerap didatangi turis asing dari pelbagai negara.

Untuk menarik minat pemodal dari Amerika dan Jepang, Akhmad mengatakan Kadin Kepulauan Riau telah meluncurkan program investasi murah. Melalui progam ini, Kadin menyiapkan lahan gratis yang bisa disewa oleh investor dalam waktu lima tahun.

Pada tahap awal, kata dia, Kadin menyiapkan lahan seluas 30 hektare di Kabil, Batam. Dia mengklaim lahan tersebut merupakan lahan dengan status siap bangun.

Adapun investor yang akan memperoleh kesempatan mendapatkan sewa lahan gratis adalah perusahaan yang berkomitmen menanamkan modal minimal Rp 500 miliar. Menurut Akhmad, pihaknya sudah berkomunikasi dengan tiga perusahaan di Amerika Serikat.

Akhmad mengimbuhkan, program Kadin Kepulauan Riau ini akan segera dilaporkan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan kementerian terkait lainnya. "Kami juga akan road show ke beberapa negara seusai pandemi corona nanti," katanya.

Berdasarkan catatan Kadin, pada semester II 2019, sebanyak 33 perusahaan memutuskan relokasi dari Cina. Sebanyak 23 di antarana berpindah ke Vietnam. Sedangkan sisanya ke Kambija, India, Malaysia, Meksiko, Serbia, dan Thailand. Sedangkan Indonesia, kata dia, sama sekali belum dilirik.


Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

14 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

2 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya