Sejumlah Negara Longgarkan Lockdown, IHSG Bakal Terkerek?

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 10 Mei 2020 08:31 WIB

Seorang petugas medis berdiri di jalanan saat mencoba menghentikan pengunjuk rasa yang menolak pemberlakuan lockdown di Denver, Colorado, 19 April 2020. Amerika Serikat sejauh ini memiliki jumlah kasus koronavirus terkonfirmasi terbesar di dunia. REUTERS/Alyson McClara

TEMPO.CO, Jakarta - Pelonggaran lockdown di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat diharapkan dapat menjadi sentimen positif yang mengerek laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan. Selain itu, meredanya perang dagang juga diperkirakan akan menjadi katalis positif di bursa saham.

Direktur Anugrah Mega Investama Hans Kwee memprediksi, pelonggaran lockdown di sejumlah negara menjadi sentimen positif pada perdagangan pekan lalu dan pekan depan. Dia memproyeksikan IHSG akan konsolidasi menguat dengan supportdi level 4.523 sampai 4.463. Adapun, resistancediperkirakan akan berada di level 4.726 hingga 4.747.

Menurut dia, pelonggaran lockdown membuat investor berspekulasi bahwa ekonomi akan kembali normal dalam waktu dekat. Menurutnya, harga saham telah naik secara agresif dari posisi terendah pada Maret 2020. “Di pasar modal terbentuk kurva pemulihan berbentuk V, tetapi akan sulit terjadi pada sektor riil,” kata Hans dalam riset yang dipaparkannya, Sabtu 9 Mei 2020 malam.

Pada akhir perdagangan pekan lalu IHSG parkir di zona merah dengan koreksi 0,25 persen ke level 4.597,430. Investor asing memberodong pasar modal dalam negeri dengan aksi jual dengan catatan net sell Rp812,53 miliar.

Secara kumulatif, dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat menguat 0,66 persen. Akan tetapi, laju indeks telah terkoreksi 27,02 persen secara year to date(ytd).

Seperti diketahui, pemerintah New York, Amerika Serikat (AS), telah berencana untuk mengurangi pembatasan terhadap produsen, konstruksi, dan pengecer pada pekan depan. Pelonggaran lockdown juga dilakukan oleh Jerman. Rencananya, Inggris akan menempuh langkah serupa pada, Senin besok.

“Mencermati data yang ada dan pelonggaran lockdown oleh negara Kawasan Eropa menunjukkan terkendalinya penambahan jumlah kasus baru. Ini menjadi sentimen positif di pasar modal pada pekan depan, tetapi akan menjadi negatif bila terjadi peningkatan yang signifikan dan terjadi mekanisme emergency brake,” analisis Hans.

Sementara itu, Hans mengatakan awal pekan lalu pasar sempat dikejutkan dengan potensi perang dagang jilid 2 antara AS dan Cina. Namun, tensi mereda setelah dilakukan pembicaraan via telepon pejabat kedua negara dan menjadi sentimen positif untuk pekan depan.

Advertising
Advertising

“Optimisme pelongaran lockdowndi Kawasan Eropa dan AS serta harapan meredanya ketegangan perang dagang Cina dan AS menjadi sentimen positif pasar pekan depan,” jelas Hans.

BISNIS

Berita terkait

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

3 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

6 hari lalu

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai putusan MK akan memberikan legitimasi atau kepastian hukum terhadap Pemilu.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

6 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya