Kurs Rupiah Tertekan Sentimen AS dan Pernyataan Sri Mulyani

Kamis, 16 April 2020 16:57 WIB

Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp 15.787 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis, 16 April 2020. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan pelamahan ini didorong oleh pelbagai faktor dari luar dan dalam negeri.

"Dari sisi eksternal, kekhawatiran pasar muncul lantaran anjloknya data penjualan retail di Amerika Serikat yang mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020," katanya dalam keterangan pada Kamis, 16 April.

Menurut Ibrahim, kondisi ini tercatat terendah dalam sejarah perdagangan Amerika Serikat sejak 1992. Selain itu, pelemahan juga dipacu indeks aktivitas manufaktur di kawasan New York yang terjun bebas menyentuh 78,2 persen dan efeknya menimbulkan tingkat pengangguran akibat virus corona bertambah.

Adapun dengan kondisi ini, berbagai lembaga internasional seperti Dana Moneter (IMF), Bank Dunia, hingga OECD sudah memproyeksikan ekonomi akan tumbuh negatif di level 2,8 persen. Kondisi itu tertarik 6 persen. Kondisi itu memungkinkan industri perdagangan di seluruh dunia mengalami kontraksi hingga mengarah ke resesi.

Sedangkan dari sisi internal atau dalam negeri, pelemahan didorong oleh kekecewaan pasar terhadap pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani tentang ekspektasi buruknya ekonomi Indonesia karena virus corona yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh negatif. Sedangkan Bank Indonesia malah optimistis tentang fundamental ekonomi dalam negeri yang dinilai cukup tangguh.

"Ini menjadi pertanyaan pasar, di manakah strategi bauran yang selama ini digadang-gadang pemerintah dan BI yang membuat mata uang garuda menguat?" katanya.

Kurs rupiah menyentuh posisi Rp 15.787 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor). Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp 15.787 per dolar AS, melemah 80 poin atau 0,51 persen dari posisi Rp 15.707 pada Rabu, 15 April.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menyentuh level Rp 15.726 per dolar AS pukul 10.08 WIB dengan depresiasi 151 poin atau 0,97 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah ditutup melemah tipis 65 poin di level Rp 15.640 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.675. Ibrahim memprediksi, perdagangan pada Jumat esok akan menguat tipis di kisaran Rp 15.550 hingga Rp 15.570.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

5 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya