Kurs Rupiah Melemah Rp 2.000, Utang PLN Naik Rp 18 Triliun

Kamis, 16 April 2020 15:31 WIB

Petugas PLN Area Pelayanan dan Jaringan memasang alat penangkal petir di tiang listrik. TEMPO/Hamluddin

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Zulkifli Zaini mengatakan utang perseroan dalam valuta asing besar. Saat ini jumlahnya terus membengkak seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Jika rupiah melemah, maka jumlah utang kami meningkat dan kami sudah hitung," kata Zulkifli dalam rapat virtual dengan komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 16 April 2020. Jika rupiah melemah Rp 1.000 per dolar AS, maka utang PLN naik Rp 9 triliun dan bila rupiah melemah Rp 2.000, maka utang PLN naik Rp 18 triliun.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020, pemerintah mematok asumsi nilai tukar rupiah di level Rp 14.400 per dolar AS. Sementara dalam situs resmi Bank Indonesia hari ini, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, rupiah tercatat Rp 15.787 per dolar AS.

Kebutuhan valuta asing yang besar ini tak bisa dibendung, menurut Zulkifli, karena PLN tak bisa leluasa meminjam dari bank domestik setelah ada pembatasan maksimal pemberian kredit sebesar Rp 140 triliun. "Makanya kami pinjam di luar bank domestik. Sebanyak 70 persen dari utang PLN adalah dalam valas. Begitu rupiah lemah, maka utang naik," ujar dia.

Kendati begitu, secara operasional perseroan terus memitigasi risiko dengan cara melakukan hedging. "Melalui hedging, memaksimalkan semaksimal mungkin yang berada dari bank domestik," kata Zulkifli.

Dalam kesempatan yang sama Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan kondisi fluktuasi rupiah saat ini memang menantang. Terlebih karena hampir semua pinjaman dan surat utang Pertamina dalam valuta dolar AS. "Ini dampaknya juga luar biasa," ujarnya.

Berita terkait

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

6 jam lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

1 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

2 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Kawasan Mandalika Terlistriki Energi Hijau, Beli REC dari PLN

2 hari lalu

Kawasan Mandalika Terlistriki Energi Hijau, Beli REC dari PLN

PLN NTB meneken Perjanjian Jual Beli Sertifikat Energi Terbarukan dengan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

ITPLN Perpanjang Waktu Penerimaan Calon Mahasiswa

2 hari lalu

ITPLN Perpanjang Waktu Penerimaan Calon Mahasiswa

Institut Teknologi PLN (ITPLN) mengumumkan perpanjangan masa penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025 hingga 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

PLN Pulihkan Pasokan Listrik Pascaerupsi Gunung Ruang

2 hari lalu

PLN Pulihkan Pasokan Listrik Pascaerupsi Gunung Ruang

PT PLN (Persero) berhasil memulihkan pasokan listrik Pulau Tagulandang yang terdampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya