Mandiri Terbitkan Obligasi Rp 20 Triliun Secara Bertahap
Reporter
Eko Wahyudi
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 6 April 2020 09:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk berencana menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah dalam bentuk penawaran umum berkelanjutan sebesar Rp 20 triliun. Adapun tahap pertama, perusahaan pelat merah tersebut baru akan menerbitkan sebesar Rp 1 triliun.
Direktur Treasury, International Banking & Special Asset Management Bank Mandiri Darmawan Junaidi, mengatakan penerbitan obligasi ini merupakan inisiatif strategis guna memperkuat struktur pendanaan perseroan dalam mendukung rencana ekspansi bisnis ke depan.
"Sejalan dengan keinginan Bank Mandiri untuk terus mendukung berbagai program nasional pemerintah, kami senantiasa memperkuat struktur funding, terutama di tengah tantangan pandemi Corona dan ketidakpastian global," kata Darmawan melalui siaran pers, Minggu, 5 April 2020.
Dalam mendukung aksis perseroan, Bank Mandiri telah menunjuk lima perusahaan penjamin emisi, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT BCA Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia.
Ia menjelaskan, PUB II Tahap I ini akan diterbitkan dalam dua seri, yakni Seri A yang berjangka waktu 5 tahun, dan Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan kisaran kupon masing-masing sebesar 7.50 persen - 8.60 persen dan 8.30 persen - 9.40persen.
Kemudian untuk besaran kupon akan ditentukan berdasarkan dari penawaran yang masuk fari calon investor.
"Tentu kami juga akan menggunakan tingkat pengembalian investasi pada Surat Berharga Negara serta suku bunga acuan Bank Indonesia dalam menentukannya," kata Darmawan.
Dalam rangka penerbitan obligasi ini, Bank Mandiri telah memperoleh pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yaitu AAA dengan outlook stabil.
Rencananya, penawaran awal PUB II tahap I ini akan dilaksanakan pada periode 6- 20 April 2020 dan penawaran umum diperkirakan pada 5 - 6 Mei 2020.
Bank Mandiri berharap obligasi ini akan tercatat pada di Bursa Efek Indonesia dan diperdagangkan di pasar sekunder pada 13 Mei 2020.