Darurat Corona, Peserta Kelas 3 BPJS Kesehatan Disubsidi Rp 3 T

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Rabu, 1 April 2020 11:12 WIB

Petugas keamanan berjalan dengan membawa berkas di Kantor Pelayanan Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Jakarta Pusat, Matraman, Jakarta, Senin, 9 Maret 2020. Dalam putusan tersebut MA membatalkan kenaikan iuran BPJS per 1 Januari 2020. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO. CO, Jakarta - Pemerintah mengalokasikan tambahan belanja kesehatan sebesar Rp 405,1 triliun untuk wabah virus corona atau Covid-19. Sebesar Rp 75 triliun di antaranya akan dialokasikan untuk mensubsidi iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hingga belanja alat-alat kesehatan.

“Rp 75 triliun ini mencakup tambahan subsidi BPJS Kesehatan akibat dicabutnya pasal kenaikan tarif untuk Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers online bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Rabu, 1 April 2020.

Adapun besar tambahan subsidi untuk BPJS Kesehatan yaitu sebesar Rp 3 triliun. Suntikan subsidi ini diberikan karena beberapa waktu lalu, Mahkamah Agung (MA), membatalkan kenaikan iuran BPJS yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 tentang Jaminan Kesehatan.

Selain itu, tambahan subsidi digelontorkan di tengah masa darurat corona atau Covid-19 di Indonesia. Hingga kemarin, sudah ada 1.528 kasus positif corona di Indonesia, 136 meninggal, dan 81 sembuh.

Sri Mulyani pun merinci, subsidi Rp 3 triliun ini diberikan untuk Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) BPJS Kesehatan Kelas 3 sebanyak 14 juta jiwa. Lalu, subsidi diberikan untuk peserta baru yang turun kelas menjadi PBPU Kelas 3 sebanyak 16 juta jiwa. Sehingga, total PBPU Kelas 3 yang ditambah subsidi iurannya menjadi 30 juta jiwa.

Advertising
Advertising

Dikutip dari laman resmi BPJS Kesehatan, PBPU adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri. Mereka terdiri dari pengacara, bidan praktek swasta, petani, peternak, nelayan, supir, sampai tukang ojek.

Sri Mulyani mengatakan, tambahan subsidi ini diberikan agar BPJS segera membayar tagihan mereka ke Rumah Sakit. Sebab, RS kini menjadi garda terdepan dalam penanganan virus corona. “Sehingga, mereka tidak menghadapi kondisi keuangan yang tidak baik, akibat ada tagihan BPJS yang belum dibayarkan,” kata dia.

Selain itu, ada juga tambahan anggaran Rp 5,9 triliun untuk insentif tenaga kesehatan di 132 RS rujukan virus corona, Rp 300 miliar untuk santunan kematian bagi tenaga kesehatan, dan sisanya, Rp 65,8 triliun untuk belanja kesehatan. Sehingga, totalnya menjadi Rp 75 triliun.

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

3 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

12 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

16 jam lalu

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

Siapa saja 4 nama yang diusulkan PDIP di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

1 hari lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

2 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

3 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya