Cerita Bob Hasan Membangun Imperium Bisnis

Selasa, 31 Maret 2020 13:06 WIB

KetuaUmum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI),Bob Hasan. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Bob Hasan meninggal di usia 89 tahun pada Selasa, 31 Maret 2020. Mantan Menteri Perindustrian ini mengembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Subroto pukul 11.00 WIB.

Kabar berpulangnya Bob Hasan dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Umum II BPP Hipmi Anggawira. "Ya," katanya saat dihubungi Tempo melalui pesan pendek.

Semasa hidupnya, Bob Hasan adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Pembangunan VII. Pemilik nama asli Mohammad Hasan tersebut kesohor sebagai pengusaha moncer pada era Orde Baru.

Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, Bob Hasan dikenal dekat dengan Pak Harto. Ia adalah teman main golf sekaligus rekan bisnis, utamanya di industri kayu.

Meski dekat dengan penguasa, Bob Hasan sudah lama merintis bisnis jauh sebelum Soeharto memimpin. Mulanya, Bob adalah pebisnis angkutan laut, bukan kayu. Dia baru merambah hutan pada 1967 dengan mendirikan Kalimanis Plywood. Bisnis kayu Bob makin kinclong ketika pada 1970. Dia bermitra dengan perusahaan kayu raksasa di Amerika Serikat, Georgia Pacific Timber, yang menguasai 350 ribu hektare hutan di Kalimantan Timur.

Sepanjang 1970-an itu, kongsi dagang ini sudah mengekspor 2,2 juta meter kubik gelondongan. Disinyalir, tak jurang dari US$ 156 juta diraup.

Sejak itu, laju bisnis kayu Bob tak terbendung. Kuku bisnis kayunya makin kokoh sejak dia menjabat Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia. Meski cuma ketua, kekuasaan Bob luar biasa. Dari urusan izin ekspor, sertifikasi, hingga persoalan ecek-ecek semacam promosi, semua harus lewat tangannya.

Bob menguasai hulu hingga hilir. Di hulu, dia punya beberapa perusahaan pemilik hak penguasa hutan, seperti PT Essam Timber dan PT Jati Maluku Timber. Di Aceh, dia punya pabrik kertas semen, PT Kertas Kraft Aceh. Untuk mengangukut hasil pengolahan kayu, ia punya Karana Lines.

Maka, ia disebut si "Raja Hutan". Apalagi pada 1991, hutan yang dikuasai Bob sudah mencapai 1,086 juta hektare.

Meski lebih dikenal di bisnis kayu, imperium bisnis Bob sebenarnya menjalar ke berbagai arah. Ia punya perusahaan asuransi PT Tugu Pratama Indonesia dengan andil 35 persen. Pada 1989, dia membeli saham Bank Umum Nasional. Di McDermott Indonesia, Bob menjabat sebagai komisaris. Tak cukup di situ, ia mendirikan Sempati Air, berkongsi dengan Hutomo Mandala Putra.

Bob juga malang-melintang di usaha bisnis media. Pada 1994, ia mendirikan Majalah Gatra. Namun, krisis ekonomi kemudian menjungkalkan bisnisnya. Sebagian besar kredit BUN yang digerojokkan ke usaha Bob macet. Sejak Agustus 1998, BUN menjulurkan bendera putih.

Cilaka tak habis di situ. Kroni dekat bekas presiden Soeharto ini juga dituduh menggelapkan ratusan juta dolar Amerika Serikat dana milik Apkindo. Apkindo yang saat itu ia ketuai ketahuan memarkir dana di BUN senilai US$ 84,7 juta dan semua uang disimpan atas nama Bob.

Saat pemerintah menyatakan BUN masuk deretan ban beku operasi, seluruh aset BUN pun dikuasai Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Tak hanya itu, Bob juga terjegal kasus proyek penghijauan di NTT dan Timor-timor yang menghabiskan dana Rp 47 miliar.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

6 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

11 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya

Jhon LBF Datangi Kediaman Bahlil saat Lebaran, Bahas Pengusaha Muda

19 hari lalu

Jhon LBF Datangi Kediaman Bahlil saat Lebaran, Bahas Pengusaha Muda

Jhon LBF mendatangi rumah dinas Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Baca Selengkapnya

Kaspersky Blokir 42,7 Juta Infeksi Lokal di Asia Tenggara pada 2023

28 hari lalu

Kaspersky Blokir 42,7 Juta Infeksi Lokal di Asia Tenggara pada 2023

Kaspersky memblokir total 42.700.000 infeksi lokal selama periode Januari hingga Desember 2023

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

39 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

Ketua Apindo menanggapi pengumuman KPU soal Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wapres terpilih pemenang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Geliat Bisnis Hidangan Buka Puasa di Pasar Takjil Benhil, Untung Rp 2-5 Juta Sehari

41 hari lalu

Geliat Bisnis Hidangan Buka Puasa di Pasar Takjil Benhil, Untung Rp 2-5 Juta Sehari

Tingginya animo masyarakat jadi salah satu alasan Pasar Takjil Benhil ini konsisten ramai tiap tahunnya.

Baca Selengkapnya

7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

42 hari lalu

7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku.

Baca Selengkapnya

6 Ide Bisnis Menjanjikan di Bulan Puasa yang Bisa Dicoba

45 hari lalu

6 Ide Bisnis Menjanjikan di Bulan Puasa yang Bisa Dicoba

Berikut ini ide bisnis menjanjikan di bulan puasa yang bisa dicoba. Selain untung, ibadah tetap terjaga dan penuh dengan keberkahan.

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Kelas Kereta Api Jarak Jauh yang Perlu Anda Ketahui

53 hari lalu

Inilah 4 Kelas Kereta Api Jarak Jauh yang Perlu Anda Ketahui

PT KAI menawarkan empat kelas untuk penumpang kereta api jarak jauh, yakni kelas eknomi, bisnis, eksekutif, dan luxury atau sleeper.

Baca Selengkapnya

Dua Profesor Ekonomi dan Bisnis Universitas Prasetiya Mulya Dikukuhkan

54 hari lalu

Dua Profesor Ekonomi dan Bisnis Universitas Prasetiya Mulya Dikukuhkan

Pengukuhan kedua profesor berlangsung pada Selasa, 5 Maret 2024.

Baca Selengkapnya