Kala Banyak Negara Serentak Beri Stimulus Hadapi Virus Corona
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 25 Maret 2020 12:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit negara serentak menggelontorkan stimulus untuk meredam dampak virus Corona atau Covid-19 terhadap perekonomian mereka. Berbagai aksi stimulus ini disampaikan dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G-20 pada Senin, 23 Maret 2020, yang diikuti oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Semua negara lakukan tindakan yang tidak konvensional,” kata Sri Mulyani dalam dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2020.
Sampai hari ini, penyebaran virus Corona di dunia semakin meluas. Sampai hari ini, sudah ada 415 ribu lebih orang di seluruh dunia yang terinfeksi Corona. Sebanyak 18 ribu lebih telah meninggal dunia dan 107 ribu lebih orang telah sembuh.
Tak ayal, ekonomi dunia dalam kuartal pertama 2020 ini langsung mengalami kontraksi. International Monetary Fund (IMF) sudah memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini bakal negatif dan bisa lebih buruk dari krisis ekonomi 2008.
Adapun rincian kebijakan dari berbagai negara ini:
1. Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Amerika telah mengusulkan stimulus bernama Gigantic Stimulus Package and Liquidity Support, untuk membantu ekonomi dan sektor keuangan. Anggaran US$ 1 triliun disiapkan dengan fokus bantuan pada pekerja UMKM.
Selain itu, Amerika juga bakal menerapkan kebijakan tak biasa, yaitu memberikan dua bulan gaji bagi pekerja, dalam bentuk pinjaman. “Ini sedang dibahasa, belum disetujui Senat,” kata Sri Mulyani.
2. Cina.
Cina yang kini mulai mengalami perbaikan ekonomi, akan melakukan kebijakan counter-cyclical yang cukup besar dari sisi perekonomian. Salah satunya, kata Sri Mulyani akan meningkatkan produksi Alat Pelindung Diri (APD) hingga masker.
Saat ini, permintaan kedua barang ini di dunia sangat tinggi. Sementara, negara maju tak lagi memiliki pabrik untuk memproduksinya. Dalam situasi, Sri Mulyani menyebut Indonesia memiliki potensi karena masih ada pabrik yang menghasilkan APD. “Maka industri sektor ini akan kami dorong meningkatkan produksi, untuk kebutuhan nasional maupun dunia yang sedang kekurangan,” kata dia.
3. Australia dan Kanada.
Australia menyiapkan stimulus sebesar A$ 189 miliar atau 10 persen dari PDB-nya. Kanada juga tercatat mengeluarkan stimulus 3,6 persen PDB untuk mendukung pekerja dan dunia usaha. Selain itu, Kanada juga mengeluarkan tambahan US$ 500 miliar untuk memberikan jaminan bagi sektor perbankan agar tetap bisa menyalurkan kredit.
<!--more-->
4. Inggris.
Inggris mengeluarkan stimulus 4 persen PDB dalam bentuk bantuan tunai, keringanan pajak, dan subsidi upah. Stimulus diberikan bagi mereka yang mengalami PHK dan pengurangan jam kerja.
5. Prancis.
Prancis memberikan stimulus 2 persen PDB untuk memberikan jaminan bagi perusahaan swasta.
6. Jerman.
Jerman yang akan menaikkan belanja hingga 40 persen untuk stabilisasi perekonomian.
Di tengah berbagai aksi ini, ada negara Eropa yang justru menderita paling dalam, yaitu Italia. Italia kini menjadi negara dengan jumlah kematian akibat virus corona tertinggi di dunia.
Sampai hari ini, sudah 6.800 lebih orang meninggal di Italia. Sri Mulyani menyebut Italia akan mengalami resesi yang signifikan, bahkan kemungkinan bisa minus sampai dua digit. “Masih belum tahu, tapi artinya resesinya dalam sekali,” kata dia.
Untuk itu, Italia kini tengah melakukan konsolidasi demi memperbaiki respon dari sisi kesehatan mereka. Italia juga menyiapkan stimulus fiskal untuk unemployment benefit hingga fasilitas kredit untuk mengembalikan sektor produksi mereka.
Bagaimana dengan Indonesia? Sepanjang dua bulan terakhir, pemerintah telah mengeluarkan dua paket stimulus.
Stimulus pertama pada akhir Februari 2020 sebesar Rp 10,3 triliun sektor pariwisata, dan stimulus kedua pada awal Maret 2020 sekitar Rp 22,9 triliun untuk industri manufaktur. Dengan PDB sekitar US$ 1 triliun atau Rp 16.000 triliun, maka Indonesia baru mengeluarkan sekitar 0,2 persen dari kemampuannya.
Dalam waktu dekat, pemerintah pun akan kembali mengeluarkan stimulus ketiga. Sebab, sejumlah industri lain seperti transportasi dan perhotelan ikut terkena imbas virus Corona, dan berharap ada insentif dari pemerintah. “Untuk size-nya (besaran stimulus), nanti disampaikan,” kata Sri Mulyani.