Kala Banyak Negara Serentak Beri Stimulus Hadapi Virus Corona

Rabu, 25 Maret 2020 12:43 WIB

Gestur Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Sri Mulyani mengatakan, secara tahunan belanja negara hanya tumbuh sebesar 4,5 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh 11,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit negara serentak menggelontorkan stimulus untuk meredam dampak virus Corona atau Covid-19 terhadap perekonomian mereka. Berbagai aksi stimulus ini disampaikan dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G-20 pada Senin, 23 Maret 2020, yang diikuti oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Semua negara lakukan tindakan yang tidak konvensional,” kata Sri Mulyani dalam dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2020.

Sampai hari ini, penyebaran virus Corona di dunia semakin meluas. Sampai hari ini, sudah ada 415 ribu lebih orang di seluruh dunia yang terinfeksi Corona. Sebanyak 18 ribu lebih telah meninggal dunia dan 107 ribu lebih orang telah sembuh.

Tak ayal, ekonomi dunia dalam kuartal pertama 2020 ini langsung mengalami kontraksi. International Monetary Fund (IMF) sudah memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini bakal negatif dan bisa lebih buruk dari krisis ekonomi 2008.

Adapun rincian kebijakan dari berbagai negara ini:

Advertising
Advertising

1. Amerika Serikat.

Menteri Keuangan Amerika telah mengusulkan stimulus bernama Gigantic Stimulus Package and Liquidity Support, untuk membantu ekonomi dan sektor keuangan. Anggaran US$ 1 triliun disiapkan dengan fokus bantuan pada pekerja UMKM.

Selain itu, Amerika juga bakal menerapkan kebijakan tak biasa, yaitu memberikan dua bulan gaji bagi pekerja, dalam bentuk pinjaman. “Ini sedang dibahasa, belum disetujui Senat,” kata Sri Mulyani.

2. Cina.

Cina yang kini mulai mengalami perbaikan ekonomi, akan melakukan kebijakan counter-cyclical yang cukup besar dari sisi perekonomian. Salah satunya, kata Sri Mulyani akan meningkatkan produksi Alat Pelindung Diri (APD) hingga masker.

Saat ini, permintaan kedua barang ini di dunia sangat tinggi. Sementara, negara maju tak lagi memiliki pabrik untuk memproduksinya. Dalam situasi, Sri Mulyani menyebut Indonesia memiliki potensi karena masih ada pabrik yang menghasilkan APD. “Maka industri sektor ini akan kami dorong meningkatkan produksi, untuk kebutuhan nasional maupun dunia yang sedang kekurangan,” kata dia.

3. Australia dan Kanada.

Australia menyiapkan stimulus sebesar A$ 189 miliar atau 10 persen dari PDB-nya. Kanada juga tercatat mengeluarkan stimulus 3,6 persen PDB untuk mendukung pekerja dan dunia usaha. Selain itu, Kanada juga mengeluarkan tambahan US$ 500 miliar untuk memberikan jaminan bagi sektor perbankan agar tetap bisa menyalurkan kredit.

<!--more-->

4. Inggris.

Inggris mengeluarkan stimulus 4 persen PDB dalam bentuk bantuan tunai, keringanan pajak, dan subsidi upah. Stimulus diberikan bagi mereka yang mengalami PHK dan pengurangan jam kerja.

5. Prancis.

Prancis memberikan stimulus 2 persen PDB untuk memberikan jaminan bagi perusahaan swasta.

6. Jerman.

Jerman yang akan menaikkan belanja hingga 40 persen untuk stabilisasi perekonomian.

Di tengah berbagai aksi ini, ada negara Eropa yang justru menderita paling dalam, yaitu Italia. Italia kini menjadi negara dengan jumlah kematian akibat virus corona tertinggi di dunia.

Sampai hari ini, sudah 6.800 lebih orang meninggal di Italia. Sri Mulyani menyebut Italia akan mengalami resesi yang signifikan, bahkan kemungkinan bisa minus sampai dua digit. “Masih belum tahu, tapi artinya resesinya dalam sekali,” kata dia.

Untuk itu, Italia kini tengah melakukan konsolidasi demi memperbaiki respon dari sisi kesehatan mereka. Italia juga menyiapkan stimulus fiskal untuk unemployment benefit hingga fasilitas kredit untuk mengembalikan sektor produksi mereka.

Bagaimana dengan Indonesia? Sepanjang dua bulan terakhir, pemerintah telah mengeluarkan dua paket stimulus.

Stimulus pertama pada akhir Februari 2020 sebesar Rp 10,3 triliun sektor pariwisata, dan stimulus kedua pada awal Maret 2020 sekitar Rp 22,9 triliun untuk industri manufaktur. Dengan PDB sekitar US$ 1 triliun atau Rp 16.000 triliun, maka Indonesia baru mengeluarkan sekitar 0,2 persen dari kemampuannya.

Dalam waktu dekat, pemerintah pun akan kembali mengeluarkan stimulus ketiga. Sebab, sejumlah industri lain seperti transportasi dan perhotelan ikut terkena imbas virus Corona, dan berharap ada insentif dari pemerintah. “Untuk size-nya (besaran stimulus), nanti disampaikan,” kata Sri Mulyani.

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

5 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

6 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

6 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

4 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya