Sri Mulyani: Biaya Perjalanan Dinas Berkurang Karena Corona

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 18 Maret 2020 19:47 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020. DPR menyetujui Menteri Keuangan mengenakan cukai terhadap produk plastik yang meliputi kantong plastik hingga minuman berpemanis dalam kemasan plastik atau kemasan kecil (sachet). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan penyebaran virus corona atau COVID-19 membawa sisi lain yakni berkurangnya belanja untuk perjalanan dinas kementerian/lembaga.

Sri Mulyani menyebutkan pada Februari 2020 belanja perjalanan dinas dalam dan luar negeri turun dibandingkan periode sama tahun 2019 masing-masing sebesar 7,5 persen dan 42,8 persen.

“Ini tren bagus, (anggaran) jalan-jalan tapi dipakai untuk yang lain (salah satunya penanganan COVID-19),” katanya dalam pemaparan kinerja APBN Februari 2020 melalui konferensi video di Jakarta, Rabu.

Menkeu merinci hingga Februari 2020, realisasi perjalanan dinas dalam dan luar negeri mencapai Rp 2,7 triliun atau 6,2 persen dari alokasi APBN mencapai Rp 43,7 triliun.

Adapun perjalanan dalam negeri mencapai Rp 2,5 triliun atau turun 7,5 persen dibandingkan tahun 2019 dan perjalanan luar negeri mencapai Rp 200 miliar atau tumbuh negatif 42,8 persen.

Advertising
Advertising

Perjalanan dinas masuk dalam kategori belanja barang di kementerian dan lembaga (K/L) pemerintah pusat. Selain belanja perjalanan dinas, dalam belanja barang juga ada belanja untuk barang, jasa, pemeliharaan, badan layanan umum (BLU) dan untuk masyarakat/pemerintah daerah.

Total realisasi belanja barang hingga 29 Februari 2020 mencapai Rp 16,1 triliun atau 4,8 persen terhadap APBN dan tumbuh 5,6 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Belanja barang termasuk bagian dari empat komponen belanja (K/L) yakni belanja pegawai, belanja modal dan bantuan sosial, sehingga total realisasi belanja K/L mencapai Rp 83,9 triliun.

Sedangkan belanja nonkementerian dan lembaga mencapai Rp 77,8 triliun atau tumbuh 4,6 persen dibandingkan periode sama tahun 2019.

Belanja non-K/L ini mencakup pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah dan belanja lain. Total realisasi belanja K/L dan non-K/L mencapai Rp 161,7 triliun yang merupakan belanja pemerintah pusat. “Sebanyak Rp161,7 triliun ini baru mencapai 9,6 persen terhadap APBN 2020,” kata Sri Mulyani.

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

7 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya