IHSG Anjlok, Bos OJK: Pelaku Pasar Tidak Perlu Ikut Panik
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Kodrat Setiawan
Jumat, 13 Maret 2020 15:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh Santoso mengatakan paket stimulus untuk menangkis dampak virus Corona Covid-19 yang dikeluarkan tidak langsung berdampak kepada pasar modal. Namun, dia berharap hal itu bisa memberikan kepercayaan kepada pengusaha, baik sektor yang terkena secara langsung maupun tidak langsung termasuk investor pasar modal.
"Kami imbau ke pengusaha, terutama portfolio pasar modal tidak perlu ikut panik karena Indonesia coba cara terbaik dalam agar dampak bisa minimal," kata Wimboh di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020.
Pada 9 Maret, OJK mengizinkan semua emiten atau perusahaan publik melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebagai upaya memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Pembelian kembali dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ketentuan tersebut dituangkan dalam Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020 tanggal 9 Maret 2020 tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan Dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik.
Wimboh menuturkan penyebab turunnya IHSG lebih banyak karena sentimen negatif. Di mana penurunan itu juga terjadi pada semua pasar modal di seluruh dunia.
Menurut Wimboh, insentif yang telah dikeluarkan pemerintah dan OJK dapat memberikan sentimen positif. Stimulus itu, kata dia, juga merupakan bentuk pemberian ruangan yang luas pada para pengusaha.
"Kami tidak bisa menunggu dan menghindari dampak dari corona virus. Yang bisa kami lakukan memberikan ruang bagi para pelaku pengusaha untuk bisa berusaha dan tentunya mempunyai nafas yang panjang, untuk sambil menunggu agar Corona virus cepat selesai," kata dia.
Hari ini, dua menit setelah dibuka atau pukul 09.02, IHSG langsung anjlok -228 poin menjadi 4.667,0. Nilai itu menunjukkan penurunan 4,67 persen dari pembukaan yang sebesar 4.895,75.
Sebanyak 230 emiten berada di zona merah, 11 emiten di zona hijau, dan 43 emiten stabil. Pelemahan hari ini merupakan lanjutan dari pelemahan beberapa hari lalu.
Sedangkan kemarin, IHSG ditutup minus 5,01 persen persen. Dengan penurunan itu IHSG sudah berada di bawah 5.000.
Kendati begitu, koreksi 5,01 persen tidak menjadikan IHSG sebagai yang terburuk di kawasan Asia. Sebab, pelemahan yang drastis itu juga terjadi lebih parah di beberapa negara tetangga.
Kondisi IHSG yang tembus ke level di bawah 5.000, itu merupakan yang pertama kalinya sejak Juli 2016. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis 12 Maret 2020 hingga pukul 10.18 WIB, IHSG di posisi 4.950,97 yang artinya terkoreksi 3,94 persen atau 203,13 poin.
Dari total 684 saham yang tergabung dalam indeks tersebut, sebanyak 328 saham bergerak melemah, 33 saham menguat, dan 323 tampak tidak bergerak dari posisinya.
Sepanjang tahun berjalan 2020, IHSG telah terkoreksi cukup dalam hingga 21,41 persen. Jika dibandingkan dengan rekan indeks bursa saham di Asia Pasifik, kinerja IHSG year to date menjadi yang terburuk kelima. Posisi IHSG tepat di bawah indeks Nikkei 225 yang melemah 22,17 persen, JPX Nikkei 400 yang turun 22,71 persen, Topix turun 23,38 persen, dan indeks SE Thai yang melorot 25,61 persen.
HENDARTYO HANGGI