Penjual Masker Ambil Untung Berlebih, Bukalapak Jatuhkan Sanksi

Minggu, 8 Maret 2020 19:53 WIB

Warga memadati Pasar Pramuka, Jakarta Timur untuk mencari masker dan hand sanitizer, Senin sore, 2 Maret 2020. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Bandung - Pelapak online di situs Bukalapak yang mengambil keuntungan dengan memanfaatkan situasi akibat dampak virus Corona atau Covid-19 terancam sanksi. “Sanksinya bisa kita keluarkan dari platform,” kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, di Bandung, Ahad, 8 Maret 2020.

Rachmat menjelaskan, soal pemasangan harga memang menjadi hak pelapak di situs Buka Lapak. Namun untuk situasi saat ini, terkait isu virus Corona, para pelapak diminta agar tidak justru memanfaatkannya untuk mengambil keuntungan.

“Kami melakukan pengecekan supaya teman-teman di pedagang itu bisa tidak mengambil kentungannya, merugikan, bahkan berlebihan,” kata Rachmat.

Keputusan Bukalapak menjatuhkan sanksi itu tak lepas dari kecenderungan tak sedikit pedagang yang mengambil keuntungan berlebih dalam memanfaatkan momentum virus Corona belakangan ini. Masker dan hand sanitizer yang menjadi dua produk langka di pasaran otomatis harganya melonjak, termasuk di lapak online.

Salah satu cara yang dilakukan Bukalapak dalam melakukan monitoring adalah dengan mengembangkan algoritma untuk melakukan pemantauan aktivitas perdagangan alat-alat kesehatan yang saat ini jadi buruan masyarakat karena isu virus Corona. Rachmat memastikan sudah ada pedagang yang diberi sanksi take-down terkait kasus ini. “Sudah ada,” kata nya

Advertising
Advertising

Sebelumnya, usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kasus virus Corona pertama di Indonesia pada Senin lalu, harga masker di pasaran langsung meroket tajam. Di Pasar Glodok, Jakarta, harga masker jenis Nexcare isi 50 tembus Rp 850 ribu per kotak. Lalu, Sensi seharga Rp 450 ribu, dan Accurate Rp 400 ribu.

Lonjakan harga masker juga terjadi di toko online. Masker yang sama dijual dengan harga tinggi mulai dari Rp 131 ribu hingga Rp 315 ribu per boks dengan isi 50 masker.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) angkat bicara tentang melambungnya harga masker di pasaran sebagai buntut merebaknya wabah virus Corona. Ketua Pengurus YLKI Tulus Abadi mengaku banyak menerima pengaduan dan pertanyaan dari masyarakat terkait kondisi itu.

Apalagi, harga masker di pasaran meningkat hingga ratusan persen dengan stok yang terbatas. Tulus menuturkan hal ini merupakan sebuah tindakan yang tidak bermoral dan bentuk eksploitatif terhadap hak-hak konsumen karena mengambil untung secara berlebihan.

BISNIS

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

51 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

57 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus COVID-19 di AS Meningkat, Rumah Sakit Kembali Wajibkan Penggunaan Masker

4 Januari 2024

Kasus COVID-19 di AS Meningkat, Rumah Sakit Kembali Wajibkan Penggunaan Masker

Rumah sakit di setidaknya empat negara bagian Amerika Serikat menerapkan kembali kewajiban penggunaan masker di tengah meningkatnya kasus COVID-19

Baca Selengkapnya

Heru Budi Imbau Warga Jakarta Pakai Masker saat Liburan, Antisipasi Kenaikan Covid-19

24 Desember 2023

Heru Budi Imbau Warga Jakarta Pakai Masker saat Liburan, Antisipasi Kenaikan Covid-19

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi bertepatan libur natal dan tahun baru

Baca Selengkapnya

Angka Covid-19 Disebut Naik, Begini Suasana Liburan di Singapura

22 Desember 2023

Angka Covid-19 Disebut Naik, Begini Suasana Liburan di Singapura

Salah seorang warga Singapura yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan, Covid-19 memang sedang naik di Singapura, tetapi sudah dianggap biasa.

Baca Selengkapnya

Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Naik, PT KAI Belum Wajibkan Penumpang Kereta Api Pakai Masker

21 Desember 2023

Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Naik, PT KAI Belum Wajibkan Penumpang Kereta Api Pakai Masker

PT KAI belum mewajibkan para pelanggan kereta api mengenakan masker meskipun saat ini kasus positif Covid-19 di Jakarta tengah menanjak.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ekspor Benih Lobster Dilarang Susi Pudjiastuti tapi Mau Dibuka Trenggono, Kemenhub Imbau Penumpang Transportasi Umum Pakai Masker

20 Desember 2023

Terpopuler: Ekspor Benih Lobster Dilarang Susi Pudjiastuti tapi Mau Dibuka Trenggono, Kemenhub Imbau Penumpang Transportasi Umum Pakai Masker

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pemerintah akan kembali membuka ekspor benih lobster atau benur. Padahal dulu dilarang Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya